News

Nelayan Batam Khawatir Banyak Ikan Mati akibat Pantai Tercemar Limbah , Kabar Terkini

Rakyatnesia – Nelayan Batam Khawatir Banyak Ikan Mati akibat Pantai Tercemar Limbah Pencarian perihal Berita Nasional di dunia maya kian banyak dikerjakan masyarakat Indonesia, sedangkan hakekatnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada artikel Nelayan Batam Khawatir Banyak Ikan Mati akibat Pantai Tercemar Limbah ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget mengamati atau membacanya. Jika anda suka dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Rakyatnesia.com–Sejumlah nelayan di Pantai Kampung Melayu, Kota Batam, Kepulauan Riau, khawatir banyak ikan hingga biota laut lainnya mati akibat pantai yang tercemar limbah.

Seorang nelayan Kampung Melayu Arianto mengatakan, tidak bisa melaut karena alat tangkap hancur. ”Limbah ini kemungkinan sebulan baru bisa hilang, nasib kami bagaimana alat tangkap lengket tidak bisa dipakai,” kata Arianto seperti dilansir dari Rakyatnesia.

Dia menambahkan jika pun harus melaut sampai ke tengah laut pendapatannya pasti berkurang. Para nelayan berharap ada kompensasi dari pemerintah ataupun pihak terkait dengan adanya kejadian pencemaran tersebut.

Baca Juga: MUI Kepri Liburkan Seluruh Staf Dampak Insiden Penembakan di Jakarta

”Kalau bisa ada kompensasi, karena ikan tidak mungkin ada,” terang Arianto.

Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokmaswas) kawasan Nongsa Muhammad Idris mengatakan, pencemaran limbah saat itu sangat merugikan nelayan. Saat ini, jumlahnya mencapai ratusan orang, yang tergabung dalam 11 kelompok dengan masing-masing kelompoknya beranggota 11 hingga 15 orang.

”Ini sangat rugi. Kami berharap akan ada kompensasi khususnya untuk nelayan di sini,” ujar Idris.

Baca Juga: Polisi Amankan Tujuh Mahasiswa di Kota Makassar saat Aksi Hardiknas

Dia menjelaskan, pencemaran limbah minyak hitam tersebut bukan yang pertama kali terjadi. Beberapa tahun lalu sudah pernah juga.

”Tapi waktu angin utara dan saat itu masih terbilang wajar karena ada angin dan gelombang kencang karena musim utara,” terang Muhammad Idris.

Kejadian kali ini, menurut Idris, tidak wajar karena saat ini musim angin timur yang seharusnya laut dan gelombang dalam keadaan tenang.

Baca Juga: Pemkot Surakarta Tertibkan Parkir Liar Sekitar Masjid Sheikh Zayed

”Seharusnya memang tidak ada saat ini karena angin timur. Inilah waktunya para nelayan turun ke laut,” papar Idris.

Sementara itu, Direktur Kriminal Khusus Polda Kepulauan Riau Kombespol Nasriadi mengatakan, limbah minyak hitam yang mencemari Pantai Kampung Melayu, Kota Batam, diduga berasal dari Kapal MT Pablo dengan destinasi Tiongkok-Singapura yang terbakar di Perairan Malaysia.

Dikutip dari Jawa Pos

Sukisno

Jurnalis Utama Rakyatnesia.com Dan Sudah di dunia jurnalistik selama lebih dari 30 tahun. Tulisan berita bojonegoro umum, Review, dan profil sudah bukan hal asing lagi, Lugas dengan Fakta.

Related Articles

Back to top button