Langkah Awal Pemerintah Surabaya Dalam Menangani Gangster Surabaya

Rachmat Dafa Erlangga

Bagikan

Rakyatnesia.com -Baru Baru Ini Kota Surabaya Digegerkan Adanya Gangster Yang Meresahkan Masyarakat Kota Surabaya, Berita Ini Viral Di Media Sosial Dan Sudah Berani Menamapakan Diri Di Depan Umum.

Masyarakat Kota Surabaya Merasa Khawatir Ketika Bekerja Atau Pulang Kerja Pada Saat Malam Hari Dikarenakan Adanya Sekelompok Anak Muda Yang Diduga Gangster Surabaya Yang Bisa Menyerang Siapa Saja Tanpa Pandang Bulu Secara Bersamaan.

Munculnya Gangster Surabaya Awalnya Konvoi Antargangster Dan Membuat Kegaduhan Yang Berujung Kericuhan Antar Klompok Gangster Dengan Membawa Alat Sajam Lalu Menyerang Satu Sama Lain.

Pemerintah Kota Surabaya Sudah Mengambil Langkah Tegas Tahap Awal Dengan Bekerjasama Antar Parlemen Masyarakat Seperti Prangkat Desam,kecamatan Seluruh Kota Surabaya, Parlemen Organisasi Seperti Pemuda Pancasila Dan Lainnya Ikut Serta Membantu Pemerintah Surabaya Untuk Mencari Dan Menemukan Satu Persatu Anak Muda Yang Diduga Gangster Surabaya.

Hal Ini Tidak Hanya Parlemen Masyarakat Saja Para Orang Tua Dikota Surabaya Dihimbau Agar Selalu Mengawasi Gerak Gerik Anaknya Saat Dirumah Maupun Di Luar Untuk Sering Diperhatikan Dan Selalu Menjaga Anak Anaknya Agar Tidak Ikut Ikutan Menjadi Gangster Surabaya

Secara umum, perilaku gangster yang dianggap sebagai perilaku patologis atau abnormal anak-anak muda pendamba eksistensi itu memang dekat dengan kriminalitas.

Bila bentuknya kriminal, hukum akan mampu memberikan ganjaran yang sepadan. Tapi apakah akan benar-benar memberikan efek jera dan menjadi preseden bagi anak muda lainnya yang berlaku menyimpang?

Sosiolog Unair Surabaya Prof Bagong Suyanto mengatakan bahwa fenomena gangster di Surabaya adalah bentuk perilaku patologis anak muda. Yakni perilaku sosial yang bermasalah dan dekat dengan masalah kesehatan mental.

“Biasanya, dipengaruhi oleh kelompok,” jelas Bagong kepada detikJatim, Kamis (8/12/2022).

Ada beberapa faktor utama yang memunculkan fenomena gangster itu. Yakni faktor ekonomi dan faktor subkultur yang menyebabkan perilaku yang ingin tampil eksis atau membuktikan keberadaan dirinya.

“Soal ekonomi dan subkultur. Kulturnya, kan, anak-anak marginal (biasanya kalangan ekonomi menengah ke bawah) yang pengen eksis dengan melakukan tindakan-tindakan patologis. Kondisi ekonomi itu menguatkan posisi mereka yang hidup serba tidak adil, ya. Sudah klop akhirnya,” ujar Bagong.

Hal Ini Di Karenakan Pada Pergaulan Yang Mengandung Sifat Provoaktif Yang Menjelaskan Anak Muda Jaman Sekarang Ingin Mengekpresikan Gaya Dan Mengekpresikan Diri Dengan Cara Yang Keliru, Hal Diluar Nalar Inilah Yang Menimbulkan Kelompok Geng Yang Sering Membuat Kegaduhan Dan Membikin Konten Konten Yang Menyimpang Seperti Konten Tawuran, Konten Membawa Sajam Lalu Diacung Acungkan Keatas Seperti Menyombongkan Diri Kepada Lawannya, Dan Konten Membuat Kegaduhan Seperti Menggeber Nggeber Motor Dijalanan.

Karena Hal Ini Para Kelompok Gengster Ingin Dikenal Oleh Klompok Lainnya Dan Para Remaja Yang Bisa Membuktikan Jika Dia Mampu Memimpin Dia Harus Diakui Dan Dihormati Dengan Cara Memberanikan Diri, Maju Paling Depan Untuk Menjadi Pemimpin Perang.

Walikota Surabaya Mengambil Langkah Tegas Dalam Menindak Lanjuti Gengster Yang Membawa Sajam Dan Berani Melawan Petugas Pada Saat Diamankan, Dan Bapak Walikota Surabaya Menyiapkan Pendidikan Dan Pelatihan Diklat Semimiliter Untuk Para Remaja Yang Terjaring Pada Patroli Malam Cipta Kondisi Di Kota Surabaya.

Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto menyampaikan, rencana tersebut saat ini tengah dirumuskan bersama Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Surabaya dan Tim Anggaran.

Eddy juga menjelaskan bahwa sekolah wawasan kebangsaan ini melibatkan lembaga pendidikan yang ada di TNI atau Polri. Rencananya, pendidikan tersebut segera dimulai pada tahun depan.

“Kita melibatkan lembaga pendidikan TNI dan Polri. Nanti kita akan koordinasikan juga dengan Forkopimda Surabaya. Pak Wali Kota arahannya adalah mereka yang terjaring itu kita masukkan ke sekolah kebangsaan,” ujar dia.

Eddy juga menyebutkan, bahwa sekolah wawasan kebangsaan ini dalam bentuk Diklat semi militer. Para peserta itu akan dilatih mulai fisik, Pelatihan Baris-berbaris (PBB) hingga pemberian materi tentang wawasan kebangsaan selama dua minggu hingga satu bulan.

“Ada pemberian materi terkait wawasan kebangsaan. Biasanya kita dari Garnisun, Korem dan Polrestabes Surabaya terkait tindak pidana dan juga melibatkan Aparat Penegak Hukum (APH) terkait dampak-dampak dari pelanggaran itu seperti apa,” papar dia.

Pihaknya mengaku prihatin terkait kegiatan-kegiatan yang berbau negatif yang dilakukan oleh para remaja sekarang. Makanya, Wali Kota Eri Cahyadi menginginkan agar para remaja tersebut mendapatkan pendidikan sekolah kebangsaan.

“Pak Wali Kota memikirkan bagaimana 10 atau 15 tahun ke depan generasi kita, nanti yang memimpin kota ini siapa kalau anak-anak kita seperti itu. Kita ingin mengembalikan mereka kepada dunianya anak-anak agar menjadi orang yang bermanfaat untuk kota ini,” imbuhnya.

Dilansir JatimNetwork.com dari berbagai sumber, inilah tindakan yang diambil oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Eri Cahyadi tak segan mendatangi satu persatu anggota kelompok yang diduga sebagai seorang gangster.

Bagikan

Also Read