Warga Glagahsari, Bisa Menambang Pasir Tradisional di Bengawan Solo

Sukisno

Bagikan

TUBAN- Penambangan pasir mekanik yang ada di Bengawan Solo tepatnya di Desa Glagahsari, Kecamatan Soko, Tuban, diobrak oleh pemuda setempat, awal Nopember lalu. Pasalnya, gara-gara penambangan pasir mekanik itu, tebing bengawan yang ada di timur desa itu longsor hingga beberapa meter.

Awalnya, warga dan pemuda setempat memberikan peringatan pada para penambang mekanik alias sistem sedot pakai mesin diesel itu. Karena teguran pemuda dan warga itu tak diindahkan, akhirnya, puluhan pemuda beramai-ramai mendatangi tambang mekanik dan menggerebek para penambang itu.

“Merasa digerebek oleh warga dan pemuda setempat dan para penambang itu lari tunggang langgang dan meninggalkan peralatannya berupa diesel, selang dan perahu. Karena dibakar emosi, puluhan warga dan para pemuda itu, kemudian merusak diesel dan peralatan lainnya. Dengan harapan mereka (penambang, red) dapat efek jera dan tak melakukan penambangan mekanik lagi di situ,” demikian disamapaikan salah seorang warga Glagahsari Agus Supriyanto (43), sabtu (5/12/2015).

Masih menurut Agus, setelah tambang mekanik pergi dan tak melanjutkan aktifitasnya, sekarang warga melakukan penambangan manual alias tanpa mesin. Mereka menggunakan cara tradisional dengan cara membewa perahu dan dalam mengambil pasir di dasar sungai mereka menggunakan cara dengan menyelam.

Ternyata, tanpa mesin sedot, warga Desa Glagahsari tetap bisa bekerja menambang pasir dengan cara manual itu. “Penambangan pasir manual, bisa menyelamatkan tebing bengawan agar tidak longsor lagi. Disamping itu, hasil tambang manual pasirnya cukup bagus dan masyarakat tetap bisa bekerja,” demikian disampaikan salah seorang warga Glagahsari yang tak mau disebutkan namanya. **(Kis)

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar