Pokdarwis Tanjungharjo, Menuju Desa Agro Wisata Petik Salak Sendiri
BOJONEGORO- Rapat koordinasi dan pameran produk unggulan dalam rangka pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Bojonegoro dilaksanakan di area wisata agropolitan salak Desa Tanjungharjo, Kecamatan Kapas, Bojonegoro, Kamis (26/11/2015).
Bupati Bojonegoro Suyoto berhalangan hadir, diwakili Asisten II Setyo Yuliono. Dalam sambutanya, Nanang (panggilan akrab, Asisten II Nanang Yuliono) menyampaikan dukunganya terhadap kegiatan agropolitan salak di Tanjungharjo itu.
Dalam kesempatan yang sama, Nanang berkenan membuka rapat koordinasi dan pameran produk unggulan dalam rangka pengembangan kawasan Agropolitan kabupaten Bojonegoro 2015.
Hadir sekaligus menyampaikan makalah tentang perencanaan agropolitan adalah Dr. Ir. Bambang Hermiyanto,MP, dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim.
Dalam sambutanya, dia menguraikan tentang kesalahan pemerintahan sebelumnya, yang terfokus pada pembangunan perkotaan sehingga menyebabkan adanya urbanisasi besar-besaran. Sekarang, pemerintah berbalik untuk mengarahkan program pembangunanya ke desa-desa. Termasuk dengan program unggulan yaitu Agropolitan itu.
Seperti halnya, agropolitan salak yang ada di Desa Tanjungharjo ini, pihak pemerintah akan memberikan dukungannya, baik infrastruktur maupun bantuan modal usaha pengembangan agropolitan salak itu.
“Bojonegoro itu merupakan kabupaten yang sudah termasuk agropolitan. Pada data indeks pengembangan kawasan agropolitan jawa timur, Bojonegoro memperoleh angkan indeks dengan nilai 65 dan berada di urutan nomer 8, dari 23 kabupaten/kota Se-Jawa timur. Angka ini, termasuk sudah bagus. Kalau Bojonegoro terus berbenah untuk kegiatan agropolitan maka saya yakin, tahun depan nilai indeks Bojonegoro akan terus meningkat,” tegasnya.
Sedangkan, Sekretaris Bappeda Bojonegoro Murtadho, menyampaikan materi tentang Konsep pengembangan kawasan Agropolitan. Dimana, ada 3 (tiga) kecamatan yang masuk wilayah Agropolitan di Kabupaten Bojonegoro yakni, Kecamatan Kapas, Dander dan Kalitidu.
Untuk wilayah Kecamatan Kapas, agropolitan ada di Waduk Grobogan seluas 3 (tiga) hektar di Desa Bendo, Kebun salak dan kuliner. Desa Mojodeso yang masuk pada desa kreatif yang warganya memiliki kerajinan daur ulang sampah menjadi kerajinan, tas, pas bunga dan lain-lain. Ada pengembangan jamur tiram di Desa Klampok yang dikelola oleh 30 kepala keluarga (KK). Juga agrowisata buah dan sayuran di Agroguna Farm Mandiri, berupa pertanian bayam merah, hijau, sawi, blutru, papaya, melon dan buah naga. Kemitraan singkong untuk tepung maizena dan kripik, intergartet farming, perikanan dan pondok kuliner organik.
Untuk kawasan Tanjung Dinar (Tanjungharjo, Wedi dan Kalianyar), adalah kawasan pengembangan agropolitan salak. Dimana, Desa Tanjungharjo bakal dijadikan Agro wisata salak petik sendiri.
Salah satu pemilik kebun salak di Dusun Karang Desa Tanjungharjo, Sutrisno (51) saat dikonfirmasi tentang kebun salaknya yang dijadikan percontohan Agro wisata petik salak sendiri mengatakan, dirinya mengikuti saja apa yang menjadi program desa dan pemerintah.
“Saya setuju dan manut saja, dengan adanya program pemerintah itu. Yang penting tujuanya baik dan bisa meningkatkan harga penjualan salak warga sini, sehingga para pemilik kebun salak bisa makin sejahtera,” ujarnya.
Ketua Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Tanjungdinar Catur Prasetyo (52) kepada rakyatnesia.com mengatakan, Pokdarwis bertujuan untuk mengelola kegiatan agro wisata petik salak sendiri dan kegiatan pendukungnya. Seperti, pembuatan kue-kue yang berbahan salak.
“Warga Tanjungharjo melalui Podarwis sudah mampu membuat kuliner yang bahanya terbuat dari salak, diantaranya, es krim, permen, kolak, dodol, stick, lemet, keripik, nastar, wingko, pudding, serabi yang semua terbuat dari salak. Selain itu, ada kopi yang bahanya terbuat dari biji salak. Semua itu, diproduksi oleh Pokdarwis,” kata Catur yang juga ketua BKAD (Badan Keja sama Antar Desa) itu menegaskan.
Sementara itu, kepala Desa Tanjungharjo, Suyono (41) saat ditemui disela-sela acara menyatakan, pihak pemerintah desa (Pemdes) Tanjungharjo, terus mendorong Pokdarwis untuk menjalankan kegiatan agro wisata petik salak sendiri, agar mencapai kesuksesan.
“Pihak Pemdes Tanjungharjo mendukung dan memfasilitasi pihak pemerintah atau pihak-pihak lain yang bertujuan untuk membantu dan mendukung program Agropolitan salak di desa Tanjungharjo ini. Kami bertekad mensuskan program itu, agar berjalan lancar dan terealisasi dengan baik sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan warga Tanjungharjo,” katanya berharap.
Perlu diketahui, acara tersebut, juga dihadiri Ketua DPRD Bojonegoro Hj Mitro’atin, Camat Kapas Sukirno beserta Forpimka (Forum Pimpinan Kecamatan) Kapas, Para Kepala dinas, Para Camat dan pejabat Pemkab Bojonegoro lainya, Tokoh agama, Tokoh masyarakat, Tokoh Pemuda serta para undangan lainnya.**(Kis/Agung MD/Marzuki)