BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Sesosok mayat bayi berjenis kelamin laki-laki dalam kardus itu. ditemukan warga Kelurahan Jetak, Kecamatan Kota Bojonegoro, Jum’at (07/10/2016). Jasad bayi yang tak diketahui asal usulnya itu ditemukan lengkap dengan ari-arinya.
Mayat bayi pertama kali ditemukan oleh Aris, seorang warga bantaran Bengawan Bojonegoro. Saat itu Aris sedang memancig di Bengawan solo, di wilayah Kelurahan Jetak. Tiba-tiba Aris melihat benda yang dikira boneka itu berada di tepi sungai terpanjang di Jawa itu. Ketika didekati, Aris terkejut karena benda yang dianggap boneka itu ternyata mayat bayi yang ditaruh di dalam kardus.
Saat ditemukan, ari-ari bayi tersebut tersangkut di ranting pohon bambu yang berada di tepi bengawan dalam kondisi yang sudah kering.
“Saya waktu itu sedangn mancing di Bengawan sekitar pukul delapan pagi. Saya kira ada boneka yang ditaruh di kardus dan hanyut di sungai. Setelah saya lihat ternyata adalah bayi laki-laki,” ujarnya.
Melihat hal tersebut, Aris langsung memberitahukan kepada warga lainnya dan melaporkannya ke pihak Kepolisian. Bayi yang tak berdosa itu, diperkirakan baru berumur sekitar 6 bulan. Diduga bayi malang tersebut sengaja dibuang oleh orang tuanya.
Sementara itu, Kapolsek Kota Bojonegoro Kompol Usman kepada awak media mengatakan, jasad bayi yang tak berdosa itu, langsung dievakuasi untuk dibawa ke kamar jenazah RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Jl dr Wahidin Bojonegoro. Pihaknya belum bisa memastikan dan belum mengetahui asal usul bayi tersebut.
Untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut, saat ini pihak Kepolisian langsung melakukan pencarian orang tua bayi tersebut dan mengumpulkan beberapa keterangan dari saksi dan warga sekitar.
“Dari keterangan tim medis menyebutkan, usia bayi antara lima sampai enam bulan. Tentang, apakah bayi itu sengaja dibuang atau tidak oleh orang tuanya, kami telah memberikan hasil pemeriksaan ke pihak Kepolisian untuk ditindak lanjuti,” ujar Usman.
Jasad bayi malang itu, seketika langsung dilarikan ke kamar jenazah RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, guna dilakukan pemeriksaan lebih mendalam. **(Luh/Red).