Ketua Komnasdik Jatim Serukan Doa Untuk Korban Kanjuruan

Sukisno

Bagikan

SURABAYA (RAKYATNESIA) – Langit mendung menutupi seantero Jawa Timur, duka  tragedi pasca tanding Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang membayang di pelupuk mata siapapun warga Indonesia. 

Bukan hanya pecinta bola, keluarga, sanak saudara, kerabat, pejabat hingga presiden republik Indonesia menyampaikan hal ini. Berkabung untuk Sepakbola Indonesia.

Tidak ada yang menginginkan ini terjadi, apapun pemicu semua terlanjur terjadi pula. Meninggal, luka menimbulkan sedih duka. Bukan hanya keluarga, tetapi seluruh umat manusia.

Yang berpulang adalah nyawa dengan jasad ciptaan Tuhan, yang sakit adalah saudara kita. Adalah kekerdilan bila tragedi itu tidak menumbuhkan empati, rasa ikut sakit ketika saudara sakit, sedih ketika saudara sedih.

Apalagi, diantara mereka adalah mutiara bangsa. Siswa didik yang harusnya menjadi generasi penerus, pengganti tampuk kepemimpinan negeri ini. Tidak pada umumnya meninggalkan dunia dalam usia belia, akan tetapi takdir Tuhan berbeda kata, kuncup bunga itu harus menghadap lebih awal.

“Tidak bisa tidak, doa untuk korban harus kita panjatkan. Untuk yang meninggal semoga diterima amal baiknya, untuk yang terluka semoga diberi kesembuhan. Tragedi Kanjuruhan adalah duka kita, karena yang menjadi korban adalah saudara-saudara kita,” cetus Kunjung Wahyudi, Ketua Komnasdik Jatim, Senin (3/10/2022).

Membuat flyer Pray for Kanjuruhan lalu menyebarkan ke segala arah, adalah bentuk lain dari keikutsertaan rasa berduka seorang Kunjung Wahyudi. 

“Semoga ajakan ini menyentuh hati masyarakat, ikut mendoakan untuk kebaikan saudara-saudara kita yang menjadi korban. Baik kebaikan di dunia maupun kebaikan di akhirat,” cetus Kunjung yang baru beberapa hari pulang umroh. 

“Sepakbola Indonesia Berduka, Tak Ada Sepakbola Seharga Nyawa Manusia, Pray For Kanjuruhan,” demikian bunyi flyer ungkapan duka Ketua Komnasdik Jatim Kunjung Wahyudi.

**(Sumber: Kominfo Jatim/Red).

Bagikan

Also Read