Pelaksanaan Vaksin Door To Door di Bojonegoro, Telah Menjangkau Disabilitas dan ODGJ
BERITA BOJONEGORO (RAKYATNESIA) – Program vaksinasi terus dilakukan untuk mencapai target herd immunity. Kelompok rentan seperti penyandang disabilitas dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) juga mendapatkan dosis vaksin.
Kegiatan vaksinasi dilaksanakan dengan door to door yaitu dari rumah ke rumah ataupun langsung datang ke Ponkesdes (Pondok Kesehatan Desa) yang ada di masing-masing desa.
Pengelola Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bojongoro Imam Wahyudi mengatakan, ketercapaian vaksin disabilitas sudah memenuhi target.
“Data per 3 Agustus 2021 hingga 31 Agustus 2021 sebanyak 2.344 disabilitas dan pendamping sudah tervaksin 100 persen,” ucapnya.
Terpisah, Kepala Puskesmas Kanor Dwi Ripnowati mengatakan, target vaksin dosis satu telah melebihi capaian dan kini tinggal menyiapkan untuk vaksin dosis kedua.
Salah satu vaksinator dari Puskesmas Kanor, Heny Wahyu Kurniasari didampingi dengan rekannya Purwanto memberikan dosis vaksin pada pasien ODGJ di Ponkesdes.
“Cakupan vaksin disabilitas wilayah Puskesmas Kanor nomer satu Se-Kabupaten Bojonegoro,” ungkapnya.
Vaksinator Puskesmas Kanor didampingi bhabinkamtibnas, babinsa, dan perangkat desa setempat mendatangi rumah penyandang disabilitas dan ODGJ. Selain door to door, sebagian pasien ODGJ yang akan melakukan vaksin juga didatangkan di Ponkesdes.
Sebanyak 12 dari 16 penyandang disabilitas telah divaksin dosis pertama. Heny mengaku, kendala yang terjadi adalah beberapa pasien menolak berangkat karena tidak memahami apa itu vaksin. Namun, Heny dan pihaknya datang untuk menjelaskan maksud dan tujuan vaksinasi.
“Kami datang kemudian menjelaskan bahwa itu adalah suntik kesehatan biar tambah sehat dan kuat, lalu mereka menyetujui,” ungkap Heny.
Juru bicara (jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bojonegoro, Triguno Sudjono Prio menegaskan, upaya vaksinasi terhadap dua kelompok rentan secara door to door tersebut terus digenjot dengan koordinasi melalui Pemerintah Desa (Pemdes) setempat. Mengingat kendala akses dan mobilitas ke luar.
Sementara itu, Ketua Penyandang Disabilitas Kabupaten Bojonegoro (PDKB), Sanawi mengatakan, PDKB telah berupaya untuk mengedukasi anggotanya agar mau melakukan vaksin.
Lanjut Sanawi, meskipun demikian, ada beberapa anggota yang masih takut divaksin, khususnya penyandang disabilitas tunadaksa karena memiliki penyakit polio.
“Mereka takut suntikan vaksinasi bisa memperparah kondisi, sehingga kami hanya bisa mengajak dan tidak mungkin memaksa karena itu hak mereka,” tutur Sanawi.
Ditambahkan, hingga kini, anggota PDKB yang sudah divaksin yaitu tunarungu, tunanetra, dan beberapa tunadaksa.
12 anggota Gerakan untuk Kesejahteran Tunarungu Indonesia (Gerkatin) juga telah melakukan vaksin dosis pertama. M. Irfan Ramadhan selaku anggota mengaku sejauh ini tidak ada kendala untuk mengajak teman-teman tunarungu ikut vaksinasi.
Irfan dan temannya bahkan menunggu informasi vaksinasi bahwa bagi penyandang disabilitas termasuk tunarungu bisa langsung mendaftar untuk vaksin. Menurutnya, informasi tersebut diperoleh dari Angkie, yang merupakan Stafsus Presiden RI.
**(Kis/Red).