Ramidi: “Terima kasih Mas Biyon, sudah Bantu Biaya Hidup Kami di Rumah Sakit”

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Yang namanya kelurga miskin (gakin), semuanya jadi serba sulit. Padahal mereka sudah dapat pengobatan gratis dari pemerintah, tapi mereka tak mau memanfaatkanya. Pasalnya, mereka tak punya biaya untuk menunggui keluarganya yang sedang rawat inap sakit di rumah sakit tersebut.

Itulah, gambaran nasib Adika (11), bocah yang mestinya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) itu, harus tergolek lemas di kamarnya. Hal itu disebabkan, orang tuanya tak memiliki biaya untuk menunggu anaknya jika harus rawat inap di rumah sakit. Sehingga, saat anaknya di rawat baru seminggu dan belum sembuh, sudah dibawa pulang. Sebab, dia tidak memiliki biaya untuk makan dan minum saat berada di rumah sakit itu.

Adika (11) bocah malang yang terkena musibah luka bakar yang cukup serius itu hanya di bawa ke Puskesmas oleh Basuni gurunya. Di Puskesmas, Adika hanya dikasih salep sehingga luka bakar yang diderita Adika tak kunjung sembuh.

Melihat kondisi itu, membuat orang tua dika putus asa dan mengajak anaknya pulang ke rumah dan tak lagi di rawat di Puskesmas itu. Setelah itu, orang tua Adika membawa anaknya ke dokter spesialis kulit yang kemudian dirujuk untuk rawat inap di Rumah Sakit Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro.

Adika masuk opname ke RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro dengan menggunakan KIS (Kartu Indonesia Sehat) yang dimilikinya. Mereka masuk rumah sakit Jum’at (12/8/2016) dan minta pulang dan rawat jalan Jum’at (19/8/2016) lalu.

“Tidak ada biaya untuk makan dan minum saat menunggu anak saya yang sedang opname di rumah sakit, makanya dia (Adika) saya bawa pulang saja,” kata Ramidi (59) sambil didampingi ibunya Tutik (40) itu.

Kondisi Adika dan keluarganya yang membutuhkan bantuan itu, hingga terdengar oleh Brigjen TNI Wardiyono,S.IP,MBA. Pria asli Cah Ngujo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro itu, kemudian mengutus keluarganya yang bernama Suprianto Heru (48) untuk mengurus keprluan Adika, agar Adika bisa di rawat lagi di rumah sakit, sehingga luka bakar yang dideritanya itu, bisa lekas sembuh.

“Saya masih ada aktif di staf Menko Polhukam Jakarta. Makanya,saya minta tolong ke Suprianto Heru untuk mengurus agar Adika bisa di rawat kembali di rumah sakit sehingga luka bakar yang dideritanya bisa lekas sembuh. Saya sudah titipkan dana untuk biaya hidup Adika dan keluarganya selama rawat inap di rumah sakit,” tegas pria yang akrab disapa Mas Biyon itu.

Sabtu (27/8/2016) kemarin, Adika beserta ayahnya Ramidi (48) dan Tutik (40) ibunya, dijemput pakai mobil oleh Suprianto Heru (48) di rumahnya yang berada di Desa Clebung, Kecamatan Bubulan, Kabupaten Bojonegoro, Jatim. Pagi itu, mereka diusung ke RSUD Sosodoro Djatikoesoemo untuk periksa ke Poliklinik Kulit. Hanya saja, oleh Poli Kulit Adika dirujuk ke Poli Bedah. Dari pemeriksaan itu, akhirnya Adika diputuskan untuk menjalani rawat inap guna penyembuhan lukanya itu.

Suprianto Heru atau akrab disapa Mas Antok itu, tidak hanya menjemput tapi juga sekalian mengurus pendaftaran untuk memperoleh kamar opname. Akhirnya Adika memperoleh perawatan di ruang Anyelir RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, Bojonegoro, masuk ruang perawatan Sabtu (27/8/2016) pukul 15.00 wib.

“Saya berterima kasih sekali kepada Mas Biyon, karena sudah dibantu untuk biaya hidup selama menunggu anak saya di rumah sakit. Karena dengan dibantu itu, anak saya bisa berobat lagi di rumah sakit. matur suwun sanget nggih Mas Biyon,” kata Ramidi dengan bahasa jawa yang masih kenthal.

Seperti sudah diberitakan sebelumnya, bahwa Adika (11) adalah korban luka bakar di kedua pahanya dan tangan sebelah kanan itu, diakibatkan terbakar saat berada di belakang sekolahnya. Adika terkena api yang berasal dari pembakaran sampah (diyang, jawa red) yang ada tinner bekas gurunya yang mengecat pintu itu.

Sementara Basuni guru klas yang memakai tiner untuk mengecat dan kemudian menjadi penyebab luka bakar yang dialami Adika itu, dia hanya mengupayakan berobat di Puskesmas saja. Setelah Adika dibawa berobat ke dokter spesialis kulit hingga rawat inap di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, guru tersebut sudah tidak membantunya lagi.

Adika (11), seorang bocah yang masih duduk di bangku Klas 3 Sekolah Dasar (SD) itu, kini menjalani perawatan berkat ada uluran tangan seorang Brigjen TNI Wardiyono yang juga menjabat sebagai Ketua YA SMPP Bojonegoro. Dengan demikian, Adika bersama kedua orang tuanya bisa menjalani pengobatan rawat inap dengan tenang di rumah sakit sebab biaya hidup mereka ditanggung oleh Mas Biyon.

“Kami hanya ingin Adika sembuh dan bisa sekolah lagi dan bermain bersama teman-temanya lagi. bantuan kami semata-mata merupakan wujud Kegiatan bhakti sosial (Bhaksos) YA SMPP Bojonegoro yang secara terus-menerus melakukan kegiatan sosial, seperti halnya membantu Adika saat ini,” tegas pria jenderal bintang satu ini.

Ditambahkanya, bhaksos yang dilakukan selama ini merupakan sumbangsih dari Mas Biyon terhadap masyarakat Bojonegoro. **(Kis/Red).

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar