Ekonomi Negara Jepang Meningkat Hingga 6 Persen Banyaknya Pada Kuartal II 2023 Berkat Dari Ekspor dan Pariwisata

moch akbar fitrianto

Bagikan

rakyatnesia.com – Ekonomi dari Negara Jepang meningkat jauh lebih cepat dari yang diperkirakan pada 3 bulan terkahir hingga akhir Juni 2023.

Peningkatan ekonomi Jepang didorong adanya yen yang melemah sehingga meningkatkan ekspor. Ekonomi terbesar ketiga di dunia mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 6 persen secara tahunan. Pertumbuhan ekonomi Jepang ini lebih tinggi dari ekonomi Indonesia sebesar 5,17 persen pada kuartal II 2023.

Pertumbuhan ekonomi Jepang menunjukkan kenaikan terbesar dalam hampir tiga tahun. Jatuhnya nilai yen membantu eksportir karena barang-barang Jepang menjadi lebih murah bagi konsumen di seluruh dunia.

Mata uang Jepang yen turun tajam terhadapi mata uang utama dalam beberapa bulan terakhir dan turun lebih dari 10 persen dibandingkan dolar Amerika Serikat (AS) pada 2023.

“Yen yang melemah berada di balik angka PDB yang positif,” ujar Ekonom Fujitsu, Martin Schulz.

Dikutip dari CNBC International, ekonomi Jepang melebihi harapan ekonom yang disurvei oleh Reuters. Ekonomi Jepang diperkirakan tumbuh 3,1 persen pada April-Juni 2023. Seiring pertumbuhan ekonomi Jepang tersebut, indeks Nikkei 225 memperpanjang kenaikan dengan naik hampir 1 persen.

Adapun PDB salah satu alat paling penting untuk melihat seberapa baik, buruk ekonomi berjalan. Ini membantu bisnis menilai kapan harus memperluas dan mempekerjakan lebih banyak pekerja. Selain itu memungkinkan pemerintah menentukan berapa banyak pajak dan pengeluaran.

Adapun kinerja laba dari produsen mobil termasuk Toyota, Honda dan Nissan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena permintaan ekspor meningkat.

Ekspor naik 3,2 persen dari kuartal sebelumnya, sebagian besar didorong oleh lonjakan ekspor mobil, sedangkan impor anjlok 4,3 persen pada periode tersebut.

Perekonomian Jepang juga terbantu oleh peningkatan jumlah wisatawan setelah pemerintah mencabut perbatasan pembatasan COVID-19 pada akhir April.

Per Juni, jumlah turis asing ke Jepang telah pulih lebih dari 70 persen dari tingkat sebelum pandemi COVID-19, berdasarkan otoritas pariwisata nasional Jepang.

Pengeluaran oleh wisatawan juga akan memberikan dorongan ekonomi Jepang lebih besar mulai bulan ini setelah China mencabut larangan perjalanan kelompok.

Sebelum pandemi COVID-19, turis China menyumbang lebih dari sepertiga pengeluaran turis di Jepang. Hal itu membantu mengimbangi dampak melambatnya pemulihan konsumsi di dalam negeri sendiri setelah pandemi COVID-19.

“Kesulitan utama pada semester II 2023 Jepang adalah bagaimanapun ekonomi domestic sedang mendingin,” ujar Schulz.

Sementara itu, menurut Marcel Thieliant dari Capital Economics, detil data tidak semenarik tajuk utama.

Ia menyoroti sejumlah masalah termasuk penurunan konsumsi swasta yang merupakan lebih dari setengah ekonomi Jepang.

Selain itu, karyawan Jepang juga telah melihat gaji mereka naik pada tingkat tercepat dalam 28 tahun terakhir tetapi dengan inflasi yang dekati level tertinggi dalam empat dekade. Sisi lain upah telah turun secara riil selama lebih dari setahun.

Namun, penurunan mengejutkan tahunan sebesar 0,5 persen dalam belanja konsumsi swasta, bersama dengan belanja modal yang diredam menunjukkan permintaan domestic yang tidak terdengar meskipun kompensasi karyawan pertama meningkat berurutan dalam tujuh kuartal.

Sebelumnya, karyawan di Jepang alami kenaikan gaji sehingga capai rekor setelah pemerintah Jepang meminta perusahaan membantu karyawan hadapi kenaikan harga.

Dikutip dari BBC, Sabtu (8/7/2023), gaji naik 1,8 persen pada Mei 2023, laju tercepat dalam 28 tahun. Meski naik, ketika inflasi diperhitungkan, daya beli masyarakat terus turun secara riil.

Jepang yang mencatatkan ekonomi terbesar ketiga di dunia membukukan kenaikan inflasi lebih dari setahun. Dalam beberapa bulan terakhir, harga telah naik di seluruh dunia karena pembatasan pandemi COVID-19 dilonggarkan dan perang di Ukraina menaikkan harga barang utama yakni minyak dan gandum. Di Jepang, biaya barang sehari-hari juga naik seiring melemahnya mata uang.

Berdasarkan rilis resmi terbaru tingkat inflasi Jepang menunjukkan harga konsumen inti naik 3,2 persen pada Mei 2023 dari tahun sebelumnya. Selama beberapa dekade, gaji karyawan di Jepang tetap karena inflasi hampir tidak ada.

Pada Maret, saat biaya hidup melonjak, Perdana Menteri Jepang Furnio Kishida mendesak pengusaha untuk mengambil tindakan.

Pada 2023, perusahaan termasuk Fast Retailing yang memiliki jaringan fashion Uniqlo dan raksasa industri otomotif Toyota dan Honda menyebutkan akan menaikkan gaji karyawannya.

Awal pekan ini, serikat pekerja terbesar di Jepang, Rengo menuturkan, perusahaan telah menyetujui pembicaraan perburuhan tahunan untuk kenaikan gaji terbesar dalam tiga dekade.

Kenaikan gaji mewakili perubahan struktural simbolis dalam ekonomi Jepang. Hal itu disampaikan analis Bank Investsai Jepang Nomura.

“Kumpulan tenaga kerja potensial Jepang bergeser ke penurunan cepat sekitar akhir 2021. Ini harus memberikan tekanan ke atas yang berkelanjutan pada upah,”

Awal 2023, pemilik Uniqlo, Fast Retailing mengatakan telah menaikkan gaji karyawan sesuai bakat dan posisinya.

Perusahaan mengatakan hal itu bertujuan meningkatkan potensi pertumbuhan dan daya saing perusahaan sejalan dengan standar global.

Sementara itu, Bos Toyota, Koji Sato berharap langkah tersebut akan berdampak positif di seluruh industri otomotif Jepang. Hal ini juga membuka diskusi antara tenaga kerja dan manajemen di masing-masing perusahaan.

Produsen mobil Honda juga mengatakan sebagian besar uang tambahan akan diberi kepada karyawan lebih muda saat gaji awal dinaikkan.

Bagikan

Also Read