Puluhan Petani Terdampak Penutupan KIP Pintu Air Kedungprimpen, Bakal Geruduk Balai Desa Gedongarum
BERITA BOJONEGORO (RAKYATNESIA) – Jika di wilayah lain, petani bingong kekurangan air untuk mengairi sawahnya. Tapi, di Desa Gedongarum, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro ini, petani malah mengeluhkan kelebihan air alias terjadi banjir di sawah miliknya.
Adalah petani di Dusun Dondong, Desa Gedongarum, yang mengeluhkan sawahnya yang tergenang air hingga menyebabkan padi yang ditanamnya itu mati akibat genangan air tersebut.
Puluhan petani tersebut, mengalami banjir akibat ditutupnya KIP pintu air yang berada di Desa Kedungprimpen sehingga air mandeg di situ dan tidak bisa mengalir ke lahan pertanian di Desa Kedungprimpen itu.
Akibat tanaman padinya mati, beberapa perwakilan petani mengadukan nasibnya ke Pemerintah desa (Pemdes) setempat, hingga diselenggarakanlah musyawarah desa (musdes).
Musdes digelar di Balai desa Gedongarum Kamis (14/7/2022) lalu itu, dihadiri Camat Kanor Agus Saiful Aris, Kapolsek Kanor AKP Nugroho Basuki, Kepala desa Gedongarum Purwanto, Ketua BUMDes Jaya Tirta Gedongarum Suwanto dan perwakilan petani terdampak.
Dalam musdes tersebut diperoleh kesepakatan, KIP Pintu air Kedungprimpen harus dibuka dalam waktu 3 (tiga) hari, terhitung sejak dibuatkan kesepakatan dalam berita acara tersebut.
Jika dalam 3 (tiga) hari ke depan KIP Pintu air Kedungprimpen tidak dibuka maka petani terdampak menuntut ganti rugi hasil panen dalam setiap musimnya.
Jika KIP pintu air tidak dibuka maka para petani terdampak minta izin kepada Pemerintah Desa (Pemdes) Gedongarum, agar diberikan izin untuk bergabung ke areal Desa Kedungprimpen.
Jika pintu air Kedungprimpen tidak dibuka paling lambat tiga hari dari kesepakatan tersebut, maka petani terdampak menuntut agar pengurus BUMDes Jaya Tirta diberhentikan.
Sedangkan, Kepala desa Gedongarum Purwanto mengusulkan dalam berita acara tersebut bahwa pihaknya akan memberikan kompensasi biaya tanam bagi para petani terdampak tersebut.
Berita acara tersebut ditanda tangani oleh Direksi BUMDes Jaya Tirta Sunarko, mengetahui Ketua BPD Ahmad Sapi’i dan Kepala desa Gedongarum Purwanto.
Direksi BUMDes Jaya Tirta Gedongarum Sunarko saat dikonfirmasi via Watshapp (WA) tidak ada jawaban. Saat didatangi di Kantor BUMDes Jaya Tirta yang berada di Lingkup kantor Desa Gedongarum, kondisinya kantor juga sepi dan terkunci rapat.
Kepala desa Gedongarum Purwanto saat hendak di konfirmasi masalah tersebut, yang bersangkutan juga sedang tak ada di kantor desa. Menurut salah seorang perangkat desa, Kades belum datang ke kantor, padahal saat itu sudah pukul 10:30 WIB.
Karena tidak menemukan kades, wartawan media ini melakukan konfirmasi via WA, namun beberapa WA yang dikirim tersebut hanya dibaca oleh Kades Gedongarum, tapi tak ada balasan sama sekali.
Sementara itu, Camat Kanor Agus Saiful Aris kepada rakyatnesia.com menyebutkan, bahwa persoalan areal di Desa Gedongarum itu berkaitan dengan areal Desa Kedungprimpen sehingga membutuhkan mediasi kedua belah pihak.
Lanjut Agus Saiful Aris, mediasi antara BUMDesa Gedongarum dengan BUMDesa Kedungprimpen. Juga mediasi Pemdes Gedongarum dengan Pemdes Kedungprimpen, yang keduanya berada di wilayah Kecamatan Kanor, Bojonegoro.
“Rencana besok Rabu tanggal 20 Juli akan ada pertemuan lanjutan di Balai Desa Gedongarum membahas masalah lahan pertanian warga Dusun Dondong Desa Gedongarum yang tergenang air hingga membuat tanaman padi petani itu mati,” kata Agus Syaiful Aris menegaskan, Senin (18/7/2022).
Salah seorang petani menyebutkan terdampak mengatakan, bahwa para petani sudah resah akibat ditutupnya KIP pintu air Kedungprimpen yang menyebabkan lahan petani warga Dusun Dondong tergenang yang membuat tanaman padi miliknya amati akibat banjir air kembung itu.
Petani terdampak yang berinisial SO (42) itu, merasa dirugikan atas penutupan KIP Pintu Air Kedungprimpen sebab dengan penutupan itu sawahnya tergenang air alias banjir hingga membuat tanaman padinya mati.
Ditambahkan, dirinya dan puluhan petani terdampak sudah tanam padi 2 kali dan selalu mati karena kebanjiran akibat air tak bisa mengalir ke sawah warga Kedungprimpen gara-gara ditutupnya KIP pintu air Kedungprimpen itu.
“Saat digelarnya musdes lanjutan nanti, para petani terdampak bakal menggeruduk balai desa Gedongarum untuk menuntut keadilan sesuai dengan berita acara musdes yang digelar hari Kamis 14 Juli lalu itu. Kami ingin solusi bukan hanya basa-basi,” ungkapnya.
**(Kis/Red),