Kisah Sedih, Ayah Korban Tenggelam di Aliran Bengawan Solo, Ngraho

Sukisno

Bagikan

Kisah sedih, bocah berusia 9 tahun Mohammad Rokim, putra pasangan suami istri (pasutri) Sukari (38) dengan Tini Wulandari (36), yang tinggal di Dusun Mojokeduk, Desa Mojorejo, RT 004, RW 002, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, yang tenggelam di aliran Bengawan Solo, tepatnya turut Dusun Mojokeduk, Desa Mojorejo, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, Senin (10/7/2017) dan baru ditemukan Rabu (12/7/2017) sekira pukul 06:20 wib, masih menyisakan duka yang mendalam bagi keluarganya.

Mohammad Rokim (9) yang masih duduk di bangku Klas IV SDN Mojorejo 1 itu, adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Dimana, korban anak laki-laki satu-satunya yang paling disayangi karena kakak dan adiknya keduanya wanita. Korban semasa hidupnya paling dekat dengan ayahnya Sukari (38) yang sehari-hari bekerja di mebeler itu.

Begitu mendengar anak laki-lakinya terpeleset di Sungai Bengawan Solo saat memancing hingga membuat korban tercebur hingga terseret arus dan tenggelam, ayah korban menangis histeris dan berusaha ingin ikut mencari anaknya yang dinyatakan tenggelam dan hilang itu. Bahkan, Senin (10/7/2017) malam, ayah korban sempat berlari menuju ke bengawan solo dan mau menceburkan diri ke sungai terpanjang di Jawa itu, untuk mencari anaknya.

Akhirnya, Sukari diamankan warga setempat dan dimasukkan ke kamarnya dan dijaga oleh warga hingga pagi hari. Warga kawatir, jika sewaktu-waktu Sukari berlari lagi menuju ke bengawan solo yang ada di barat desanya itu. Karena hal itu, bisa membahayakan Sukari sebab bengawan solo yang melintasi Desa Mojorejo, Ngraho itu airnya cukup deras, walaupun saat ini sudah jarang turun hujan.

Salah seorang warga Dusun Mojokeduk, Desa Mojorejo Joko (38), yang rumahnya persis berada di depan rumah korban, malam itu ikut berjaga di rumah korban, guna mengamankan ayah korban yang depresi karena ditinggal anak laki-laki yang disayanginya itu.

“Tadi malam, ya ikut jaga (melek’an, Jawa red) karena Sukari hendak berontak berlari ke bengawan, katanya mau mencari anaknya yang hilang. Sehingga, saya dan warga sini harus menjaga ayahnya Mohammad Rokim itu, agar tak lagi berlari ke bengawan yang bisa membahayakan nyawanya,” tegas Joko (38) saat ditemui rakyatnesia.com di lokasi pemakaman korban di Makam Umum Desa Mojorejo, Rabu (12/7/2017).

Ditambahkan, dirinya dapat mengerti kondisi mental Sukari yang depresi ketika ditinggal oleh anak laki-laki kesanganya dengan cara tenggelam dan sempat hilang yang di hari ketiga baru ditemukan itu.

“Mudah-mudahan ayah korban bisa menerima kenyataan ini. Bahwa apa yang terjadi kepada anaknya itu sudah kehendak Yang Maha Kuasa. Kita hanya bisa pasrah dengan takdir dengan mendoakan mudah-mudahan arwah Mohammad Rokim diterima di Sisi Allah SWT, dengan mendapat tempat yang layak,” katanya sambil berharap.

Tampak turut takziyah, Kapolsek Ngraho AKP H. Purwanto, Kasi Trantib Kecamatan Ngraho Srihono, Wakil Koramil Ngraho Suparmo, Kepala desa Mojorejo Sutekno, guru-guru SDN Mojorejo 1, dan ratusan warga setempat yang sekaligus mengantarkan jenasah korban ke peristirahatan terakhir yaitu di Makam Umum Desa Mojorejo. **(Kis/Yan).

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar