Giliran Seorang Kakek di Trenggulunan, Ngasem, Ditemukan Tewas Gantung diri

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO (RAKYAT INDEPENDEN)- Lagi-lagi, warga di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, melakukan aksi gantung diri (Kendhat, Jawa red).

Kali ini, korbannya adalah seorang kakek yang sudah renta bernama Saidjan (80) seorang warga Dusun Blimbing, Desa Trenggulunan, RT 008 RW 002, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di rumahnya sendiri itu.

Kejadian naas itu, diketahui paling awal oleh Didik Susilo (30) yang juga masih keponakan korban, Senin (2/7/2018) sekira pukul 05:30 wib. Didik Susilo yang juga saksi dalam kejadian tersebut, saat itu keluar dari rumah melalui pintu belakang yang hendak pergi ke sawah.

Alangkah kagetnya, saat saksi melewati rumah korban dan menyaksikan korban dalam kondisi tergantung di dalam kamar rumahnya. Menyaksikan hal itu, membuat saksi berteriak minta tolong ke warga sekitarnya dan selanjutnya mengadukan kejadian itu ke perangkat desa setempat untuk diteruskan laporannya ke Mapolsek Ngasem untuk ditindak lanjuti.

Sementara itu, Kapolsek Ngasem AKP Dumas Barutu,SH, kepada rakyatnesia.com membenarkan adanya kejadian gantung diri di wilayahnya itu.

Memperoleh laporan tersebut, pihaknya langsung meluncur ke TKP, untuk melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara), menanyai saksi-saksi, mengumpulkan barang bukti dan melakukan pemeriksaan terhadap korban.

Dalam olah TKP ditemukan, barang bukti berupa kaos putih dan celana pendek jeans. Ciri-ciri mayat dengan panjang mayat 163 cm, rambut hitam lurus berubah, kulit sawo matang, keluar air mani dan liur.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, tak ditemukan bukti kekerasan atau penganiayaan sebelum korban meninggal dunia akibat gantung diri tersebut. Sehingga korban dinyatakan meninggal murni karena gantung diri dan tak ada penyebab lainnya,” tegas Kapolsek Ngasem AKP Dumas Barutu,SH, Senin (2/7/2018).

Hingga berita ini diunggah, belum diketahui motif yang menjadi penyebab mengapa kakek yang sudah renta itu harus mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Korban langsung diserahkan kepada keluarganya, untuk dikebumikan. Pasalnya, ahli waris korban sudah bisa menerima kejadian itu sebagai takdir, sehingga tak mengijinkan korban untuk di otopsi.

**(Yan/Red).

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar