Misteri Gunung Gupit, Dijaga Sepasang Peri. Penerawangan Mbah Jo Jimat: Di situ, Terdapat Taman Ghaib

Sukisno

Bagikan

Sore itu, suasana mendung dan angin bertiup sepoi-sepoi di Lokasi rencana Wisata Tebing Gupit (WTG), yang berada di utara Desa Sumuragung, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, Sabtu (19/6/2021).

Lokasi yang direncanakan menjadi obyek wisata alam WTG itu, masih sepi dan hanya sesekali warga sekitar naik ke lokasi hanya sekedar jalan-jalan dan ada yang hendak mencari rumput (ngarit, Jawa red) di lokasi yang berada di wilayah seputaran Gunung Pegat itu.

Di timur lokasi tebing itu, terdapat sebuah warung makan semi permanen milik Sucipto (59), dengan beberapa anak muda yang sedang makan serta sekedar ngopi di situ sambil menikmati suasana alam di warung yang berada di puncak bukit yang biasa disebut Gunung Gupit itu.

Dilhat dari kejauhan, aura mistis nampak dari Gunung Gupit atau yang saat ini dimanfaatkan oleh pihak BUMDes Guyub Rukun Desa Sumuragung sebagai Rintisan Obyek wisata alam Tebing Gupit itu.

Sucipto (59) pemilik warung yang ada di timur WTG membenarkan jika lokasi tersebut, terdapat penunggu ghaib. Hanya saja, menurut pria yang tinggal di Dusun Kajen, Desa Sumuragung itu, penunggu (sing baurekso, Jawa red), tak pernah mengganggu dirinya termasuk juga warga sekitar.

Lanjut Sucipto, dulu Gunung Gupit itu banyak pohon yang rindang dan di situ ada telaga kembar. Namun, lama kelamaan, telaga itu tertutup dan sekarang sudah tak ada lagi. Saat ini, hanya ada semak belukar dan rumput liar yang sering dicari rumputnya oleh peternak warga setempat.

Mbah Jo Jimat seorang paranormal asal Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro itu, membenarkan jika lokasi yang hendak dipakai obyek Wisata Tebing Gupit itu, dihuni oleh sepasang peri yang baik hati.

“Dalam penerawangan saya, Gunung Gupit Sumuragung itu dijaga sepasang Peri yang selalu mengitari lokasi tersebut. Sepasang Peri itu bergandengan tangan untuk menjaga lokasi tersebut,” ungkap Mbah Jo Jimat, Sabtu (19/6/2021).

Lanjut Mbah Jo, jika hendak dibangun sebuah obyek wisata penunggu ghaib di situ malah senang karena sebetulnya di situ juga sudah ada taman ghaib yang banyak tanaman dan berbagai macam bunga yang asri dan indah.

“Jika nanti dibangun, sebaiknya ada sebuah taman dan jangan lupa, ada tanaman bunga mawar dan melati serta kamboja merah karena bunga itu merupakan kesukaan Peri penunggu Gunung Gupit itu,” kata Mbah Jo menegaskan.

Ditambahkan, walaupun penunggu ghaib di Gunung Gupit itu baik, tapi jangan coba-coba merusak atau mengganggu sekitar situ karena akan ada resiko yang diterima termasuk gangguan ghaib yang akan menimpa.

“Makhluk ghaib sama seperti manusia, jika pengen punya acara apapun di sekitar Gunung Gupit ya harus izin atau istilahnya kulo nuwun atau permisi terhadap sing mbaurekso, agar semua berjalan lancar. Kita beda alam namun harus tetap saling memahami karena kita yakin alam ghaib itu ada,” tegasnya.

Masih menurut Mbah Jo Jimat, di sekitar Gunung Gupit juga banyak makhluk ghaib lainnya, hanya saja, mereka sama dengan manusia. Jika merusak tak diusuk maka mereka juga tak akan mengganggu.

**(Kis/Red).

Bagikan

Also Read