News

Ekonomi Jadi Pemicu, Permintaan Cerai di Jember Lebih Banyak dari Istri , Kabar Terkini

Rakyatnesia – Ekonomi Jadi Pemicu, Permintaan Cerai di Jember Lebih Banyak dari Istri Pencarian seputar Berita Nasional di dunia maya kian banyak dikerjakan masyarakat Indonesia, padahal sebetulnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

obat joni kuat

Pada artikel Ekonomi Jadi Pemicu, Permintaan Cerai di Jember Lebih Banyak dari Istri ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget mengamati atau membacanya. Jika anda suka dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Rakyatnesia.com – Faktor ekonomi masih menjadi penyebab tertinggi dari perceraian di Jember. Dari ribuan perkara perceraian, ternyata paling banyak cerai gugat yang diajukan pihak perempuan atau istri, daripada suami.

Juru bicara PA Jember, Raharjo, menjelaskan, ribuan perkara perceraian selama satu tahun itu didominasi oleh cerai gugat. Artinya, perempuan yang meminta cerai lebih dulu, ketimbang laki-laki. Hal ini terlihat dari rekapitulasi data perkara selama tahun 2022.

“Dari 6.333 perkara, 4.734 adalah perkara cerai gugat, yang artinya pihak istri yang meminta cerai. Sementara, sisanya adalah cerai talak,” ungkapnya seperti dikutip Radar Jember, Senin (19/6).

Baca Juga: IHSG Awal Pekan Melemah Ikuti Bursa Kawasan dan Global

Dari sekian banyak perkara cerai gugat, rata-rata alasan istri meminta cerai adalah faktor ekonomi. Artinya, suami dinilai oleh istri lalai dan tak mampu memberikan nafkah secara finansial. Dampaknya, istri tidak tahan dan meminta cerai.

Bahkan sejak Januari hingga April tahun 2023 kemarin, angka cerai gugat mencapai 1.311 perkara. Sedangkan cerai talak mencapai 387 perkara. Perbandingan angka yang cukup jauh. Selain faktor ekonomi, munculnya cerai gugat dari seorang istri yaitu perselisihan terus-menerus dan meninggalkan salah satu pihak. “Faktor ekonomi menjadi penyebab paling dominan adanya perceraian dalam rumah tangga,” ujarnya.

Angka cerai gugat yang cukup tinggi, Raharjo menyimpulkan, pentingnya kematangan calon suami sebelum melangsungkan pernikahan. Jangan sampai menikah bermodalkan cinta dan yakin, tanpa diimbangi kekuatan finansial.

Baca Juga: Ketahuan Kumpulkan Data Pengguna Anak Secara Ilegal, Microsoft Kena Denda Rp 297 Miliar Lebih

Bahkan, dalam putusan dispensasi kawin (diska), setiap hakim memberikan edukasi kepada para calon pengantin untuk mematangkan niat dan kondisi finansial. Sebab, jika hanya modal nekat tanpa mempertimbangkan urusan ekonomi, rumah tangga mudah retak. “Kami selalu memberikan edukasi pentingnya masalah ekonomi dalam keluarga,” pungkasnya. 

Dikutip dari Jawa Pos

Sukisno

Jurnalis Utama Rakyatnesia.com Dan Sudah di dunia jurnalistik selama lebih dari 30 tahun. Tulisan berita bojonegoro umum, Review, dan profil sudah bukan hal asing lagi, Lugas dengan Fakta.

Related Articles

Back to top button