Krisis Air di Situbondo, UNNU Bantu Percepat Distribusi Air ke Ribuan Warga , Kabar Terkini
Rakyatnesia – Krisis Air di Situbondo, UNNU Bantu Percepat Distribusi Air ke Ribuan Warga Pencarian perihal Berita Nasional di dunia maya kian banyak dilaksanakan masyarakat Indonesia, padahal sebetulnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.
[quads id=10]
Pada Tulisan Krisis Air di Situbondo, UNNU Bantu Percepat Distribusi Air ke Ribuan Warga ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memperhatikan atau membacanya. Jika anda suka dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.
[quads id=10]
Rakyatnesia.com–Krisis air bersih di Dusun Polay Ampenang, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo, sudah berlangsung selama 3 bulan. Selama itu, warga hidup sengsara karena harus berjuang untuk mendapatkan air bersih.
Rusaknya mesin pompa dan saluran pipa air ke permukiman warga menjadi pemicu krisis air. Sebanyak 141 kepala keluarga (KK) atau 425 jiwa penduduk hidup di tengah ketidakpastian air bersih.
Dusun Polay Ampenang sebenarnya punya sumur bor sedalam 183 meter yang dibangun pada 2004. Sumur itu dibangun atas pertolongan Pemkab Situbondo. Namun, kini sumur tersebut hancur.
Baca Juga: Pemprov Jatim Buka Stan Layanan Perizinan Usaha Gratis bagi UMKM di Pameran Kampoeng Kreasi
Rasyid, salah seorang warga Dusun Polay Ampenang mengatakan, ada 2 hal penyebab sumur itu hancur. Pertama, pompa yang berfungsi untuk penyalur air bersih ke warga. Kedua, beberapa pipa penyalur air termakan usia sehingga air dari sumur bocor tak sampai ke rumah warga.
Rasyid berharap ada pertolongan tambahan instalasi. Harapannya, distribusi air bersih semakin cepat sampai ke rumah-rumah warga.
Berdasar data BPBD Jawa Timur, ada 28 titik kabupaten atau kota yang berpotensi mengalami kekeringan. Selain Situbondo, ada Sampang, Bangkalan, Ngawi, Malang, hingga Blitar.
Baca Juga: Hadiri Peresmian Comdev, Wagub Jawa Timur Siap Dukung Lewat Belanova
Sejak April, Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto telah meminta kepada BPBD kabupaten/kota untuk mewaspadai karhutla dan mulai memetakan potensi kekeringan. Khususnya untuk kategori kering kritis, kering langka, dan kering langka terbatas.
Kering kritis adalah kekeringan di area permukiman warga yang jarak dengan sumber air mencapai 3 km lebih. Untuk kering langka, kekeringan di area permukiman yang jarak dengan sumber air Rakyatnesia 0,5 hingga 3 km. Sedang kering langka terbatas, adalah kekeringan yang jarak permukiman dengan sumber air sejauh 0,1-0,5 km.
”Ini kita lakukan sesuai arahan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Gubernur Khofifah saat Rakor Kesiapsiagaan Bencana Kekeringan dan Karhutla,” terang Gatot.
Baca Juga: Emil Dardak Ajak Alumni Amerika Serikat Bangun Jawa Timur
Berdasar data pada 2022, BPBD Jatim mencatat sebanyak 917 titik kekeringan. Jumlah itu meliputi, 513 titik mengalami kering kritis dan 303 titik alami kering langka.
”Kami mengajak seluruh pihak untuk saling bergotong royong juga. Membantu sesama menjaga lingkungan, terutama menjaga mata air,” imbuh Gatot.
Dikutip dari Jawa Pos