7 Syawal, Warga Palu Barat Rayakan Tradisi Lebaran Mandura , Kabar Terkini
Rakyatnesia – 7 Syawal, Warga Palu Barat Rayakan Tradisi Lebaran Mandura Pencarian perihal Berita Nasional di dunia maya kian banyak dikerjakan masyarakat Indonesia, sedangkan sesungguhnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.
[quads id=10]
Pada artikel 7 Syawal, Warga Palu Barat Rayakan Tradisi Lebaran Mandura ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memandang atau membacanya. Jika anda senang dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.
[quads id=10]
Rakyatnesia.com – Setiap daerah memiliki tradisi sendiri dalam menyambut tujuh hari pada bulan syawal. Di Kelurahan Baru, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah menggelar tradisi budaya Lebaran Mandura 7 Syawal usai Idul Fitri 1444 Hijriah, Jumat (28/4) malam. Acara ini diikuti ratusan warga.
Mandura sendiri merupakan makanan khas suku Kaili yang terbuat dari beras ketan disajikan setiap Lebaran Idul Fitri.
Ketua Adat Kampung Baru, Husen Saleh mengatakan, Mandura terbuat dari beras ketan dan terdiri dari tiga warna memiliki makna tersendiri.
Ia menjelaskan, warna merah berarti berani menegakkan kebenaran dan mampu mengakui kesalahan dan di momen Idul Fitri diartikan untuk saling merangkul serta saling memaafkan.
Husen melanjutkan, warna putih berarti suci bersih, hati merasa ikhlas, sehingga apapun kesalahan secara ikhlas akan saling memaafkan. Kemudian, warna hitam sebagai simbol keadilan dan kejujuran.
“Tradisi Lebaran Mandura sebagai ajang mempererat tali silaturahmi setelah Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah, ” katanya.
Menurut dia, seiring dengan berjalannya waktu, Lebaran Mandura ini kemudian dirangkaikan dengan Festival Kampung Baru Fair yang merupakan kegiatan yang digagas oleh muda – mudi Kelurahan Baru.
Rangkaian acara Lebaran Mandura sendiri diawali sejak Jumat (28/4) sore dengan masyarakat melakukan pawai Mandura.
Nampak puluhan warga baik pengendara kendaraan roda dua dan roda empat juga mengikuti rangkaian pawai hingga titik akhir.
Kegiatan dimulai dengan satu unit mobil pick-up khusus berisikan ratusan mandura yang dibuat khusus dan ditata rapi berbentuk piramid, serta dihiasi berbagai pernak-pernik agar terlihat menarik.
Selanjutnya mobil tersebut membawa mandura berkeliling mengelilingi daerah sekitar Kelurahan Baru, Kota Palu. Kemudian, sekitar pukul 19.30 WITA, rangkaian acara dilanjutkan dengan warga setempat melakukan pawai obor.
Ketua Panita, Akbar, mengatakan, pawai Mandura serta pawai obor merupakan tradisi khas masyarakat Kota Palu, khususnya juga di Kelurahan Baru untuk menyemarakkan Lebaran Mandura tersebut.
Baca Juga: Walkot Surabaya Wacanakan ASN Bekerja dari Mana Saja pada 2024
Dikutip dari Jawa Pos