Anggota DPD RI Abdul Rachman Thaha Pertanyakan Sikap Presiden , Kabar Indonesia

Sukisno

Bagikan

Rakyatnesia – Anggota DPD RI Abdul Rachman Thaha Pertanyakan Sikap Presiden Pencarian seputar Berita Nasional di dunia online kian banyak dikerjakan masyarakat Indonesia, sedangkan sebetulnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada artikel Anggota DPD RI Abdul Rachman Thaha Pertanyakan Sikap Presiden ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memperhatikan atau membacanya. Jika anda senang dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Rakyatnesia.com–Sikap Presiden Joko Widodo yang seperti menjadi timses capres tertentu dipertanyakan. Sebab sebagai kepala negara presiden seharusnya netral dan mengayomi semua pihak.

”Sekian persen gaji Presiden Jokowi pasti datang dari saya. Dan tidak pernah sekali pun saya menggaji presiden dengan permintaan agar dia bekerja sebagai timses capres, siapa pun capresnya,” ujar anggota DPD RI Abdul Rachman Thaha.

Menurut dia, kalau Jokowi semobil dengan Gubernur Ganjar Pranowo untuk bicara tentang penataan Jawa Tengah agar bebas dari banjir, agar kerusakan jalan diperbaiki, agar Jawa Tengah tidak lagi menjadi salah satu provinsi termiskin, itu bagus.

Tapi lanjut dia, kalau semobil cuma untuk bahas pencapresan Ganjar itu kurang elok.

”Uang dari saya bukan untuk membiayai bensin dan pengamanan presiden untuk kegiatan semacam itu,” papar Abdul Rachman Thaha.

Dia juga mengaku aneh ketika Jokowi malah mengundang para ketua parpol untuk konsolidasi pencapresan. Yang hadir seharusnya Megawati, karena dialah ketua partai.

Perilaku yang menerabas etika, diskriminatif, semacam itu biasanya cuma dilakukan dua pihak. Yakni orang bertabiat otoriter, menyalahgunakan kekuasaan yang diberikan kepadanya untuk kepentingan diri sendiri dan kelompoknya.

”Atau orang yang sedang panik. Kenapa panik, ya karena sudah menangkap gelagat bahwa dia akan diuber untuk mempertanggungjawabkan kebijakan dan perbuatannya yang centang perenang,” ujar Abdul Rachman Thaha.

Lalu kenapa elite membiarkan Presiden Jokowi seperti itu?

”Ya boleh jadi karena mereka pun sedang bermasalah. Dengan merapat ke presiden, terlepas ikhlas atau terpaksa, mereka berlindung dengan harapan tidak menjadi korban watak otoritarian presiden atau pun agar tetap aman pasca Pilpres 2024,” ucap Abdul RachmanThaha.

Dikutip dari Jawa Pos

Bagikan

Also Read

Tags