Kartini Masa Kini, Yang Kian Layu Oleh: Imam S

Sukisno

Bagikan

Bulan April tepatnya tanggal 21 di setiap tahunnya selalu diperingati Hari Kartini. Dimana, Hari Kartini merupakan sebuah momen mengenang kembali perjuangan seorang pahlawan wanita Indonesia yang berjuang di era penjajahan untuk memperjuangkan derajat wanita Indonesia yang harus sama dengan laki-laki yang dikenal dengan Emansipasi wanita.

Dalam memperingati jasa pahlawan wanita itu, membuat para wanita Indonesia memperingatinya dengan mengenakan kebaya Jawa mirip Raden Ajeng Kartini atau dengan menggelar fashion showa atau peragaan busana dan juga kegiatan lainnya.

Sebagian besar, wanita Indonesia dalam memperingati Hari Kartini hanya dengan mengenang jasanya di tanggal 21 April itu. Namun mereka tidak mengaktualisasikan perjuangan Kartini itu dalam tindakan nyata, bergaya hidup dan berkaca dari perjuangan Kartini tersebut.

Justru, Kartini-kartini masa kini, sudah jauh meninggalkan sejarah yang ada. Mereka sudah tidak lagi mengidolakan kartini yang telah memperjuangkan nasib wanita Indonesia, akan tetapi lebih mengidolakan artis-artis seperti actor dan aktris bintang Holiywood, Ariel peterpan, Baim wong atau bintang pop Korea. Juga artis terpopuler Leonardo de caprio, Lee Jong Suuk dan sederetan artis lainnya.

Wanita Indonesia masa kini, masih seabrek yang lebih suka memperingati budaya luar seperti Valentine Day atau yang biasa disebut Hari Kasih sayang seperti yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari tersebut. Hal ini, bisa disebabkan karena kurang tahuan mereka terhadap sejarah Kartini sehingga semangat untuk mengidolakan Kartini semakin tipis dan terkikis dengan perkembangan jaman. Inilah, penulis membuat judul Kartini masa kin yang kian layu.

Apalagi, bagi wanita yang sudah berumah tangga, mereka sudah jarang ikut merayakan Hari Kartini. Bagi wanita yang sudah bersuami, mereka hanya menuntut hak nya di hadapan suami dan keluarganya, agar dirinya juga memperoleh kesetaraan derajatnya dengan suaminya. Tapi mereka lupa, bahwa emansipasi yang saat ini dinikmatinya itu, berkat perjuanga pahlawan nasional yang sering disebut Ibu Kita Kartini tersebut.

Kondisi saat ini pun, masih banyak juga persoalan yang dihadapi kaum wanita Indonesia. Seperti dengan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang masih sering kita dengar dan kita lihat dalam kehdupan sehari-hari. Banyak pula kasus pelecehan seksual yang menimpa wanita dan anak-anak perempuan yang masih dibawah umur. Walaupun pelakunya sudah mendapat hukuman yang setimpal dengan perbuatanya, akan tetapi hal ini perlu adanya pemikiran dari Kartini masa kini untuk menuangkan gagasan dalam menanggulangi berbagai masalah yang selalu menimpa kaum hawa itu.

Agar wanita Indonesia, bisa menghargai jasa pahlawan wanita Raden Ajeng (RA) Kartini, mereka perlu membaca kembali biografi dan sejarah Kartini dalam meperjuangkan Emansipasi wanita, yang dikenal dengan bukunya: Habis gelap terbitlah terang.

Sekedar diketahui, Hari Kartini ditentukan di era Presiden Soekarno di 2 Mei 1964 yang dinyatakan jika Hari Kartini akan diperingati setiap tanggal 21 April . Kartini berjuang melalui tulisan tulisannya. Surat-suratnya banyak menerangkan berkaitan kendala yang wajib dilewati saat dirinya bercita-citakan ingin menjadi wanita yang lebih maju. Di era-nya, yakni akhir era abad 19 hingga awal era abad 20, beberapa wanita negeri ini masih tidak bisa mencapai kebebasan pada beberapa hal. Salah satunya masih tidak diijinkan buat mencapai pendidikan tinggi seperti golongan pria. Terinsipirasi dari situ, hingga membuat Kartini berjuang untuk emansipasi wanita itu.

**(Penulis adalah, anggota salah satu LSM di Bojonegoro).

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar