Upaya Mencegah Kekerasan di Sekolah, Menjadikan Sekolah yang Melayani , Kabar Terkini
Rakyatnesia – Upaya Mencegah Kekerasan di Sekolah, Menjadikan Sekolah yang Melayani Pencarian perihal Berita Nasional di dunia maya kian banyak dijalankan masyarakat Indonesia, padahal sesungguhnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.
[quads id=10]
Pada Tulisan Upaya Mencegah Kekerasan di Sekolah, Menjadikan Sekolah yang Melayani ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memandang atau membacanya. Jika anda senang dengan info ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.
[quads id=10]
Rakyatnesia.com–Berbagai kejadian kekerasan banyak dilihat baik itu melalui media ataupun fakta di lapangan.
Berdasar data tahunan yang dirilis LPA Jatim, tingkat kekerasan terhadap anak meningkat lebih dari 100 persen pada 2022. Angka itu dibandingkan pada 2022, dari 363 menjadi 734 kasus.
Sebagaimana ditulis banyak media, sepanjang 2022 terdapat peningkatan yang signifikan terkait kasus kekerasan pada anak. Jenis kasus tersebut meliputi seksual, penelantaran, eksploitasi, ekonomi, fisik, psikis, hingga penculikan pada anak.
”Jumlah seluruh kekerasan yang terkolekting di kita ada 734 kasus kekerasan pada anak selama 2022. Jumlah tersebut meningkat dari 363 kasus (2022) menjadi 734 kasus,” ungkap Pemerhati Pendidikan dan Perlindungan Anak di LPA Jawa Timur Isa Anshori.
Isa merinci, data tersebut dikumpulkan berdasar laporan langsung yang diterima LPA Jatim dan diambil dari media. Rinciannya, 158 kasus seksual, 56 kasus penelantaran, 138 kasus ABH, 161 kasus kekerasan fisik, 8 kasus kekerasan psikis, 19 kasus terkait hak asuh anak.
Isa menuturkan, peningkatan tersebut terjadi karena pada 2022 PPKM mulai longgar, dan aktivitas lain seperti sekolah mulai kembali normal. Sehingga dinamika masyarakat juga mulai tinggi.
”Yang tahun lalu (2022) mungkin masih pandemi juga sehingga akses melapor juga rendah, dan kami tidak menangkap secara faktual. Pada 2022, dinamika masyarakat mulai tinggi. Apalagi akhir tahun juga dikado dengan adanya tawuran (gangster), kekerasan, dan lainnya,” tutur Isa Anshori.
Pada 2023, kekerasan terhadap anak banyak dijumpai, utamanya yang terjadi di sekolah. Baru-baru ini ada kejadian kekerasan seksual di sekolah yang dilakukan oknum pengajar.
”Ini membuat kita miris. Bayangkan di sekolah yang seharusnya menjadi tempat nyaman bagi anak, ternyata di sekolah juga menjadi ancaman,” tutur Isa Anshori.
Lalu apa yang harus dilakukan untuk mencegah itu? Progam sekolah yang melayani menjadi salah satu upaya untuk membangun atmosfer sekolah yang ramah.
Sebagai pegiat pendidikan dan perlindungan anak, Isa Ansori melakukan beberapa upaya pencegahan. Baik melalui sosialisasi di lapangan dan pendampingan kepada sekolah.
Dalam pendampingan yang dilakukan, Isa menghasilkan buku tentang pedoman pendampingan dan indikator capaian sekolah ramah anak. Buku itu sejatinya disusun sejak 2016 dan diujicobakan ke beberapa sekolah di beberapa kabupaten/kota di Jatim.
Dikutip dari Jawa Pos