FeaturedSosial & Budaya

Pasar Wado Jadi Langganan Banjir, Pedagang Merasa Merugi

BLORA (Rakyat Independen)- Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Kedungtuban, Blora sejak pukul 17.00 WIB hingga 21.00 WIB Selasa (12/4/2016), membuat Pasar Desa Wado, Kecamatan Kedungtuban, Blora banjir. Sedikitnya 200 pedagang yang menempati 50 kios dan 150 los terpaksa meliburkan aktifitas jual belinya lantaran lokasi berdagang mereka, terendam air dengan ketinggian hingga 60 centi meter.

Agus Sutarno salah satu pedagang pasar wado mengaku, akibat banjir tersebut, para pedagang merugi hingga jutaan rupiah. Omset jualan para pedagang menurun hingga 40 persen jika dibandingkan dengan hari-hari biasanya.

“Hari ini, saya tidak bisa menggelar dagangan mas, hanya bisa bersih-bersih membereskan dagangan agar tidak terendam air. Soalnya saya jualan sembako, repotnya kalau kena air, nanti bisa membusuk,”Kata Agus kepada rakyatnesia.com, Rabu (13/4/2016).

Menurutnya, sejak tadi pagi hingga sore ini para pedagang tak ada yang berjualan di dalam pasar. Hal ini karena ketinggian air mencapai 60 cm. Bahkan di beberapa sudut pasar banjir bisa mencapai ketinggian mencapai 100 cm.

“ Yang terpenting kita amankan barang- barang dulu. Kondisi ini membuat kita merugi sebab biasanya kita mendapatkan pemasukan dari hasil dagangan. Untuk hari ini kita tidak ada pemasukan sebab hanya beres-beres gak sempat jualan,” ungkapnya.

Hingga Rabu(13/4/2016) pukul 13.00 WIB, ketinggian air di dalam pasar masih setinggi lutut orang dewasa. Hampir seluruh pedagang tidak bisa jualan, hanya beberapa kios bagian depan yang membuka toko. Kalau nanti hujan lagi pasti akan lebih lama lagi banjirnya.

Ahmad Zain pedagang lainya, menyampaikan bahwa pasar mulai terendam pukul 21.00 WIB semalam. Ia langsung meninjau los dagangannya di dalam pasar untuk menyelamatkan barang-barang dagangan agar tidak basah.

“Saya terpaksa meninggikan lemari berisi pakaian dagangan agar tidak terendam banjir. Hingga siang ini saja belum surut, semoga cepat surut mas,”katanya sambil berharap.

Dia mnegaku, jika banjir yang melanda pasar itu disebabkan melubernya air dari sawah warga yang ada di wilayah Desa Pulo, Desa Tanjung hingga Wado sendiri. Mengingat lokasi Pasar merupakan wilayah rendah sehingga sering tergenang banjir.

“Untuk tahun ini, hampir setiap ada hujan lebat pasti pasar itu terendam banjir atau sudah katak langganan gitu,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora Sri Rahayu melalui petugas pemantau bencana wilayah Cepu Kedungtuban Kradenan, Agung Triyono mengatakan bahwa pihak BPBD telah membantu padagang membereskan dagangan sejak pagi.

“Harapan kami, agar pihak pemerintah segera bisa membangun saluran air atau mengeruknya agar air hujan lancar menuju ke Sungai sehingga airnya tidak meluber kemana-mana termasuk ke Pasar Wado itu,” tegasnya.

Masih menurut Agung Triyono, penyebab lain, gorong-gorong yanga ada di depan pasar ini terlalu kecil, jika hujan deras turun beberapa jam saja, pasti sudah banjir. Dengan dikeruknya saluran atau di normalisasi saluran itu maka tak akan terjadi banjir lagi,” katanya sambil berharap. **(Priyo).

Sukisno

Jurnalis Utama Rakyatnesia.com Dan Sudah di dunia jurnalistik selama lebih dari 30 tahun. Tulisan berita bojonegoro umum, Review, dan profil sudah bukan hal asing lagi, Lugas dengan Fakta.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button