Perahu Bocor, Nelayan Dari Brondong, Lamongan Ini Hampir Tak Terselamatkan

moch akbar fitrianto

ABK tenggelam lamongan
Bagikan

Berita Lamongan – ABK atau anak buah kapal dari Kapal Fatmah Jaya 3 dari Brondong, Lamongan, Hampir saja tak terselamatkan setelah kapal yang mereka tumpangi bocor dan tenggelam. Keenam nelayan itu diselamatkan oleh Kapal Penumpang MV Intan Daya 12 yang saat itu tengah berlayar dari Jakarta menuju Makassar. Para korban kemudian dievakuasi oleh awak kapal dan pada Minggu 24 Maret 2024, sore telah dibawa pulang ke rumah mereka masing-masing.

Ketua Rukun Nelayan Brondong, Mugiyanto mengatakan, kejadian itu berawal saat 6 ABK KM Fatmah Jaya 3 berangkat melaut pada Jumat pukul 10.00 WIB. Kapal brangkat dari pelabuhan Brondong dan menuju ke tempat pemancingan dengan membawa 6 ABK.

Baca juga : Kecamatan Paling Sepi Di Lamongan, Ada Di Bluluk dan Sukorame

Saat menempuh perjalanan 112 mil, ABK baru mengetahui jika terjadi kebocoran dari dalam kamar mesin. Melihat kejadian itu, ABK berusaha untuk menguras air dari dalam kapal, namun tidak berhasil karena debit air yang masuk ke dalam lambung kapal sangat deras. “Kejadiannya Sabtu, kira- kira pukul 1 dini hari baru tau kalau kapalnya bocor. Kemudian ABK sudah berusaha menguras kapal yang bocor itu selama satu jam, tapi gak bisa,” kata Mugiyanto.

Melihat kondisi kapal yang tidak bisa dikuras airnya, para ABK kemudian memutuskan untuk menyelamatkan diri dengan membuat pelampung dari bahan yang tersedia di kapal seperti jirigen, kayu dan tali. Para ABK kemudian terapung di laut lepas selama berjam-jam. “Dalam kondisi gelap para nelayan hanya bergantung pada pelampung serta senter yang mereka bawa. Kemudian pagi harinya, sinyal cahaya berhasil dilihat oleh Kapal penumpang MV. Intan Daya 12,” terangnya.

Melihat kondisi kapal yang tidak bisa dikuras airnya, para ABK kemudian memutuskan untuk menyelamatkan diri dengan membuat pelampung dari bahan yang tersedia di kapal seperti jirigen, kayu dan tali. Para ABK kemudian terapung di laut lepas selama berjam-jam. “Dalam kondisi gelap para nelayan hanya bergantung pada pelampung serta senter yang mereka bawa. Kemudian pagi harinya, sinyal cahaya berhasil dilihat oleh Kapal penumpang MV. Intan Daya 12,” terangnya.

Bagikan

Also Read