Kang Yoto Minta, Agar Kontraktor Lokal Mampu Bersaing di Proyek EMCL

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Anak perusahaan Exxon Mobil di Bojonegoro yakni ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) untuk kesekian kalinya menggelar kegiatan pelatihan kontraktor lokal, Kamis (17/3/2016, bertempat di Hotel Griya Darma Kusuma (GDK). Kegiatan yang diikuti sebanyak 80 kontraktor lokal ini, di buka oleh Bupati Bojonegoro, Suyoto.

Dalam sambutannya, Bupati Bojonegoro Suyoto mengatakan, kontraktor lokal di Bojonegoro harus membuktikan bahwa mereka mampu bersaing dengan kontraktor lain. Menurut Kang Yoto, sapaan akrab Bupati Bojonegoro Suyoto, ExxonMobil tidak punya kewajiban untuk melatih kontraktor. Jika menggunakan asas competitiveness dan profesionalitas, ExxonMobil sebagai pengguna jasa cukup mencari yang terbaik saja tanpa mengurusi pemasoknya.

“Apa yang dilakukan ExxonMobil ini lebih dari sekedar CSR, untuk itu Saya mengucapkan terima kasih kepada EMCL yang telah melakukan human approach development,” ujar Kang Yoto.

Menurutnya, kontraktor lokal harus menunjukkan diri jika mereka bisa mendapatkan pekerjaan karena di anggap layak. Selain itu para kontraktor juga di minta untuk kedepan mampu berpikir wirausaha yang memiliki jangka panjang, salah satunya wajib menginvestasikan sebagian keuntungannya untuk mengembangkan sumber daya manusia dan aset.

Sementara itu, Perwakilan dari EMCL, Ichwan Arifin mengatakan, melalui lokakarya ini, kontraktor lokal Bojonegoro diharapkan lebih mudah dalam mengikuti proses pengadaan di EMCL.

“Kegiatan yang ke lima kalinya ini merupakan komitmen EMCL dalam mengembangkan pemasok lokal Bojonegoro, dan kegiatan ini sudah dilakukannya selama lima kalinya,” ujarnya.

Menurutnya, pengembangan rantai pemasok yang dapat diandalkan dan berdaya saing dapat berkontribusi bagi efisiensi proyek dan operasi EMCL. Proyek Banyu Urip, imbuh Ichwan, terus berusaha untuk memaksimalkan pemanfaatan muatan lokal.

“Itulah alasannya mengapa kontraktor Engineering, Procurement and Construction (EPC) proyek ini terdiri dari lima perusahaan konsorsium yang dipimpin oleh perusahaan Indonesia,” jelasnya.

Dia menuturkan, pada masa puncak konstruksi, terdapat lebih dari 450 perusahaan nasional yang mendukung konsorsium tersebut sebagai sub kontraktor. Lebih dari 85 persen sub kontraktor tersebut berasal dari wilayah di sekitar proyek, termasuk Bojonegoro dan Tuban.

“ EMCL bekerja sama, mendampingi kontraktor lokal, membantu mereka meningkatkan standar mereka, proses pengadaannya, dan menjaga baku mutu yang ketat,” paparnya.

Selain itu hal ini di lakukan untuk membantu perusahaan tersebut agar dapat menangani proyek pada skala ini. Bahkan agar pengalaman proyek ini dapat digunakan sebagai pembelajaran untuk mengerjakan proyek lainnya dengan lebih efisien.

“Tujuannya untuk memberi wawasan pengetahuan pelaku usaha lokal mengenai standar pengadaan proyek dan cara untuk terlibat dalam proses penawaran,” pungkasnya. **(Rico)

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar