JAKARTA – Penyakit Difteri yang timbul akibat virus Corynebacterium diphteriae, ternyata tidak hanya menyerang anak-anak, namun juga orang dewasa.
Untuk itu, tindakan pencegahan melalui vaksin perlu dilakukan.
Berdasarkan data Ikatan Dokter Indonesia (IDI), angka kejadian wabah difteri beberapa waktu lalu mencapai 600 kasus yang terjadi di 142 kota/kabupaten se-Indonesia.
Dari 600 kasus itu, 38 orang dilaporkan meninggal dunia.
Idealnya, vaksin difteri diberikan kepada anak saat usia dua tahun sebanyak tiga dosis, yang berfungsi menangkal difteri seumur hidup.
Meski demikian, menurut dr Dave Anderson, Sp.A, dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Siloam Asri, Jakarta Selatan, mulai usia 19 tahun, orang dewasa juga perlu melakukan vaksin ulang difteri tiap 10 tahun.
Sayangnya, kesadaran masyarakat untuk vaksin ulang masih rendah.
“Vaksin difteri itu perlu booster, dengan cara vaksin ulang tiap 10 tahun agar semakin efektif,” ujar Dave dalam sebuah media gathering di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (28/2/2018).
Dikatakan Dave, kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksin baru meningkat setelah penyakit tersebut mewabah beberapa waktu lalu.
Di RS Siloam Asri, misalnya, terjadi tren peningkatan vaksin difteri untuk dewasa.
“Difteri sekitar tahun 1990an sudah tidak ada, karena cakupan imunisasi sudah tinggi dan ada posyandu. Tapi sekarang kembali wabah karena mungkin banyak orangtua yang lupa kalau vaksin difteri ada booster. Kemungkinan itu yang enggak dilengkapi sehingga difteri kembali mewabah,” katanya.
Dave menyampaikan, penularan virus difteri bisa mematikan karena risiko komplikasinya yang tinggi.
Dijelaskannya, komplikasi difteri bisa menyebabkan gangguan pernapasan, kelumpuhan saraf hingga henti jantung.
“Ketika virus difteri masuk ke badan, butuh 2-5 hari menimbulkan gejala. Ketika virus menyebar ke jantung, itu bisa menyebabkan jantung berhenti mendadak dan memicu kematian. Hal ini berlaku untuk anak-anak maupun dewasa,” terangnya.
lmunisasi difteri saat ini, kata Dave adalah salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah penularan infeksi difteri.
Imunisasi sebaiknya diberikan sesuai waktu, atau jika ada program imunisasi massal dari pemerintah melalui puskesmas sebaiknya diikuti untuk mendapatkan perlindungan maksimal dari paparan infeksi difteri.
Sumber: Tribun Sports