Mahfud Md Direkomendasikan Tidak Mundur, Ray Rangkuti: Berani Nggak Pak Joko Widodo Reshuffle?

moch akbar fitrianto

Bagikan

Mahfud MD Disarankan Tidak Mundur, Ray Rangkuti: Berani Nggak Pak Jokowi Reshuffle?

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Calon Wapres (Cawapres) Nomor Urut 3, Mahfud MD diminta tidak mundur dari jabatannya selaku Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) di Kabinet Indonesia Maju.

Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti, menyampaikan Mahfud tidak perlu mundur walaupun sudah menyodorkan keinginannya untuk menyingkir dari terjadi pertentangan kepentingan dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.

Ray mengatakan, sejauh ini Mahfud sudah memamerkan kepatuhannya pada Undang-Undang dan peraturan Pemilu, dengan mengajukan cuti selama berkampanye.

Selain itu, Mahfud juga tidak menggunakan akomodasi negara atau melaksanakan kampanye terselubung.

“Jadi kalau menurut saya, jangan mundur lah, Pak Mahfud. Biarkan Pak Jokowi yang reshuffle, kita lihat berani enggak Pak Jokowi?” kata Ray, di Jakarta, Selasa (30/1/2024).

Menurut dia, dengan tidak mundur dari jabatannya, Mahfud dalam tanda kutip sedang mengingatkan Jokowi wacana suasana yang dilaksanakan Jokowi dan keluarganya kepada PDI Perjuangan.

Jokowi, Gibran, dan Bobby Membelot

Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution, diusung PDI Perjuangan maju selaku Presiden dan Wali Kota Solo (Jawa Tengah), dan Wali Kota Medan (Sumatera Utara). Namun, mereka membelot dan menyatakan menegaskan mendukung pasangan kandidat (Paslon) lain.

“Nah, mereka diminta PDI Perjuangan, ya mundur saja, namun mereka tidak mau menyerahkan KTA-nya. Dan, bahkan hingga kini Pak Jokowi belum menyerahkan KTA-nya, masih tetap di PDI Perjuangan, walaupun jelas-jelas mendukung paslon lain,” ungkap Ray.

Jokowi dan keluarganya, lanjut Ray, menempatkan PDI Perjuangan pada posisi serba salah, sebab mereka tahu jikalau dimundurkan oleh PDI Perjuangan, maka dampak negatif akan dihadapi partai berlambang banteng moncong putih itu.

Meski demikian, PDI Perjuangan hingga kini tidak mengeluarkan Jokowi dan keluarganya, yang masih tercatat selaku anggota PDI Perjuangan.

“Entah itu yang Jokowi dan keluarganya tunggu atau tidak wallahualam. Tapi kita sanggup membaca kalau seandainya PDI Perjuangan mengeluarkan mereka, sanggup dibayangkan dampak negatif dan dramanya akan seumpama apa,” ungkap Ray.

Ray kembali menyarankan Mahfud tidak mundur dari jabatannya selaku Menko Polhukam. Sebab, hal ini sanggup mengingatkan Jokowi wacana perasaan keluarga besar PDI Perjuangan yang dikhianati.

“Sekarang saya kira Pak Mahfud sedang mengajarkan Pak Jokowi dengan cara yang sama, seolah pak mahfud hendak menyampaikan inilah yang dialami keluarga besar PDI Perjuangan,” ungkap Ray.

Jika Jokowi yang mencopot jabatan Mahfud sebelum Pilpres, Ray meyakini dampak negatif akan ada di kubu Jokowi, walaupun Mahfud sudah terang menyampaikan akan mundur.

Situasi yang serupa juga dialami PDI Perjuangan yang disibukkan oleh Jokowi dan keluarganya soal status. Sekarang Jokowi yang disibukkan Mahfud soal status di Kabinet.

“Kita enggak perlu menanti waktu yang usang untuk menyaksikan bagaimana aturan alam ini bekerja. Kalau Anda pernah menyakiti orang, maka besar kemungkinan Anda pun akan disakiti. Pertanyaannya yakni apakah Pak Jokowi merasa disibukkan oleh Pak Mahfud atau tidak dan berani bersikap, kita tunggu,” tutur Ray.

Dia menambahkan, Mahfud semestinya tetap mengerjakan kiprah dan mundur sehabis Pemilu 2024 berakhir. “Malah menurut saya jangan mundur, supaya Pak Jokowi yang repot,” ungkap Ray.

Sebagai informasi, kabar tentang kepastian mundurnya Mahfud kembali mengemuka seiring pernyataan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno tentang konferensi dengan Mahfud, pada Senin (29/1/2024) malam.

Pratikno menjelaskan, bahwa Calon Wapres Nomor Urut 3 itu meminta waktu untuk menghadap dan berjumpa eksklusif Jokowi.

Sementara itu, Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud mengungkapkan bahwa Mahfud belum mengundurkan diri dari jabatan Menko Polhukam, sebab masih menemani dua hal strategis.

“Ada dua hal strategis yang Pak Mahfud kawal, sehingga Pak Mahfud belum mundur,” kata Deputi Politik 5.0 TPN, Andi Widjajanto.

Mantan Gubernur Lemhanas itu menolak menerangkan wacana dua hal strategis yang belum tuntas dikawal Mahfud.

“Nanti supaya diceritakan sendiri sama Pak Mahfud,” ungkap Andi.

Bagikan

Also Read