Pengrajin Tenun Ikat Dan Pengolahan Ikan Beku Jadi Sumber Utama Ekonomi Lamongan
LAMONGAN- Perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Lamongan di tengah persaingan yang semakin terbuka menunjukkan trend yang positif. Itu terutama jika dilihat dari berkembangnya UKM yang melakukan ekspor dan nilai transaksi ekspor yang dibukukan.
Dari yang berhasil diperoleh dari Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan (Diskopindag) Lamongan menyebutkan, selama tahun 2015 UKM Lamongan berhasil membukukan nilai ekspor sebesar Rp. 97.875.000.600.
Nilai ekspor tersebut naik sebesar 24,78 persen jika dibandingkan dengan ekspor tahun 2014 silam yang tercatat sebesar Rp. 78.439.098.160. Demikian diungkapkan oleh Kepala Diskopindag Gunadi.
“UKM yang melakukan kegiatan ekspor tahun 2015 ini sebanyak 57 unit usaha. Itu berarti bertambah 3 UKM dari tahun 2014 yang sebanyak 54 UKM,” jelasnya.
Ditambahkan olehnya, dari semua komoditas yang diekspor, kebanyakan berupa frozen fish (olahan ikan beku) yang diantaranya diekspor oleh PT Bahari Nusantara ke beberapa negara seperti Malaysia dan Singapura, serta China dan Vietnam.
“Selain produk olahan ikan beku, ada juga komoditas tenun ikat yang diekspor hingga ke negara-negara Timur Tengah,” lanjutnya.
Gunadi menjelaskan, selama ini Diskopindag secara rutin melakukan pembinaan terhadap Usaha Mikro Kecil Kecil Menengah (UMKM) dan UKM untuk meningkatkan kemampuan usaha dan kualitas produk mereka.
Selain itu juga menyambungkan UMKM dan UKM dengan mitra yang lebih besar (eksportir) untuk belajar pengalaman kegiatan ekspor. Bahkan di tahun 2016 ini, menurut dia, Diksopindag akan membawa beberapa UKM untuk diajak ke Jakarta untuk melihat proses ekspor. Di Lamongan, jumlah UMKM industri dan perdagangan tahun 2014 ada sebanyak 51.802 UMKM. Jumlah UMKM itu naik menjadi 54.239 unit usaha di tahun 2015, atau naik sebanyak 2.437 unit. **(Iyan)
