Petani Lombok Desa Duwel Kedungadem, Terancam Gagal Panen
Siang itu, udara panas menyengat saat memasuki jalan poros desa di Duwel, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, Selasa (16/5/2017). Jalan masuk desa yang berpaving dan di beberapa titik banyak yang ambles dan pavingnya ‘jepat’ itu, tampak di kiri-kanan jalan desa itu, para petaninya, sedang merawat tanaman di ladang miliknya itu.
Seorang petani Sadikun (57) dengan wajah lusuh, kulit hitam tanpa baju, terlihat sedang mencangkuli tanah di sekitar tanaman Lombok yang nampak masih kecil-kecil dan pendek-pendek itu. Setelah ditanya, dia malah curhat (curahan hati) kepada rakyatnesia.com, jika lombok yang ditanam jenis biasa itu tak mau tumbuh dan berkembang dengan baik alias puret.
Sudah 25 hari usia Lombok yang ditanamnya, tapi tak mau tumbuh subur seperti di musim tanam tahun lalu. Kini, lomboknya hanya setinggi 15 hingga 20 centimeter, hanya berbuah beberapa saja dan belum bisa dipanen.
“Kelihatanya, masalah tak berkembangnya lombok ini karena cuaca yang tak mendukung. Waktu tanam yang seharusnya tak butuh banyak air ternyata hujanya tak mau berhenti. Sekarang, saat tanaman Lombok butuh air agar tumbuh subur, malah gak hujan,” keluhnya, saat ditemui di ladangnya, Selasa (16/5/2017).
Jika tanaman lomboknya tumbuh subur, dirinya pasti sudah panen di pertengahan bulan Mei ini. Kejadian gagal panen, tak hanya terjadi pada dirinya sendiri akan tetapi juga menimpa para petani di desanya yang sedang tanam Lombok.
Saat ini, petani Lombok Sadikun (57), masih berusaha merawat tanaman Lombok miliknya itu, siapa tahu, tanaman lomboknya bisa subur lagi dan bisa berbuah sehingga bisa menghasilkan dan bisa dipakai untuk kebutuhan hidup bersama keluarganya itu.
“Kula dangir mas. Lajeng kula rumat malih, kersane subur cengehe, kersane saget panen,” katanya dengan bahas Jawa ‘krama inggil’ yang masih kenthal. **(Kis/Adv).