BOJONEGORO (RAKYATNESIA.COM) – Pemilik Zahida Fashion Siti Nurhidayah menjadi pusat perhatian saat menghadiri diskusi di Gedung Pusat Informasi Publik (PIP) Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, Jum’at, (26/3/2021).
Siti Nurhidayah tampil sebagai perwakila penggiat UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) tampak elegan dan fashionable ini, juga turut memamerkan produk-produk fashion dari lukisan tangannya.
“Berawal dari tahun 2007 dengan hanya modal 2 juta rupiah, belum punya mesin, dibelikan kain dijahitkan orang lain dan diolah sendiri,” ucap perempuan yang sudah memiliki hobi melukis sejak muda itu.
Wanita yang memiliki gallery di Jl. KH Mansyur No. 58 Ledok Wetan, Bojonegoro, mengatakan tahun 2010 dirinya hanya memiliki 5 karyawan. Namun, saat ini Siti Nurhidayah telah memiliki 13 karyawan dan diantaranya ada yang berasal dari penyandang disabilitas.
Mbak Siti – demikian, Siti Nurhidayah itu, akrab disapa – bahwa dirinya juga berkolaborasi dengan pegiat UMKM lainnya. Semetara itu, pemesanan setiap harinya bisa mencapai 100 pesanan atau tergantung permintaan.
“Kalau pameran banyak variasinya. Souvenir tertentu saja seperti hp tali panjang 125 ribu, masker 20 ribu, tas seharga 250 ribu. Harganya bervariasi,” terangnya.
Mbak Siti ini, juga sering menjadi narasumber di tingkat Provinsi Jawa timur bersama dengan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja dan juga Dinas P3AKB Bojonegoro.
Ditambahkan, menariknya lagi, di masa pandemi covid-19 ini, Mbak Siti bisa mengolah limbah sisa kain yang dilukis menjadi masker dan dibagikan secara gratis. Hanya saja, peminatnya melebihi ekspetasi.
“Untuk masker sudah berkembang sampai ekspor. Kerjasama dengan desainer Jakarta, fashion di China dan masuk butik di Singapura,” kata Mbak Siti menegaskan.
Siti Nurhidayah yang juga Ketua Asosisi UMKM Bojonegoro itu berharap agar Pemkab Bojonegoro bersinergi dengan para pegiat UMKM di seluruh Bojonegoro untuk membantu promosi produk UMKM atau pemasaranya.
“Kami berharap Pemkab Bojoegoro membantu mempromosikan atau membantu pemasaran hasi UMKM dengan menggunakan sarana Teknologi Informasi (TI) secara online. Sebab selama ini, kalangan UMKM fokusnya di produksi dan pemasarannya sangat kurang sehinga perlu dukungan Pemkab Bojonegoro melalui kantor atau dinas terkait,” katanya penuh harap.
**(Kis/Red).