BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Komitmen Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menutp Alun-alun agar tidak ditempati mainan anak-anak milik para Pedagang Kaki Lima (PKL), merupakan langkah berani agar Alun-alun terjaga dengan baik. Para PKL dilarang masuk dan menyewakan mainan di dalam Alun-alun karena ‘Alun-alun Jonegoro’ pintunya di kunci.
Akan tetapi, Migggu (01/04/2016) pintu Alun-alun dibuka, saat ada even Road Race 2016. Kegiatan lomba balap motor itu, menggunakan route Jl. Mas Tumapel dan Jl. Pahlawan sebagai “medan tempur” ajang balap itu.
Tapi sayang, saat ada ajang balap bergengsi itu, dalam Alun-alun selatan yang sudah disterilkan dari mainan anak-anak PKL itu dibuka dan dipakai tempat parkir motor dan mobil para penonton Road Race. Hingga, membuat pelataran Alun-alun itu tanahnya becek dan rusak.
Ratusan mobil para penonton itu masuk ke Alun-alun. Pada saat yang bersamaan, hujan turun mengguyur kota Bojonegoro termasuk membasahi Alun-alun Bojonegoro. Sehingga dalam Alun-alun selatan itu tanahnya becek. Dari tanah yang becek dan dilewati mobil-mobil itu hingga membuat tanahnya rusak.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Bojonegoro Hj Nurul Azizah saat dikonfirmasi terkait dengan rusaknya Alun-alun karena dipakai parkir penonton Road Race mengatakan, diberikannya ijin pada kegiatan road race itu, karena kegiatan itu memanfaatkan jalan di seputaran Alun-alun untuk ajang balapan itu dan tidak di dalam Alun-alun.
“Awalnya DKP tidak menghendaki. Akan tetapi karena tidak di dalam Alun-alun dan dilokasi di jalan sekitar Alun-alun itu, maka kami ijinkan. Mereka juga sepakat untuk membersihkan Alun-alun sebelum jam 12 malam,” tegas Hj Nurul Azizah.
Masih menurut Nurul –demikian Kepala DKP Bojonegoro Hj Nurul Azizah, biasa disapa- dirinya Minggu (1/4/2016) malam, juga turut turun langsung ke Alun-alun melihat komitmen panitia Road Race 2016 untuk membersihkan Alun-alun dan sekitanya yang habis dipakai acara tersebut.
“Ini saya juga sedang di Alun-alun. Tentang Alun-alun yang becek karena diguyur hujan akan kegiatan Road race berlangsung, kini airnya sudah mulai nyesep (meresap),” pungkasnya.
Sementara itu, Koordinator PKL Mainan anak-anak Alun-alun Bojonegoro Yoyon Sugiharto (37) saat dimintai komentarnya tentang Alun-alun yang dipakai ajang road race mengatakan, seharusnya Pemkab Bojonegoro dalam hal ini pihak DKP, tegas dalam pemanfaatan Alun-alun selatan itu.
“Mesthinya, pihak Pemkab Bojonegoro dalam hal ini DKP, tidak boleh pilih kasih dalam memberikan ijin. Kami dari teman-teman PKL tidak boleh menempati Alun-alunhingga Alun-alun pintu masuknya dikunci, tapi saat mau dipakai road race pintu Alun-alun gemboknya dibuka. Padahal, Alun-alun dipakai road rice jadi rusak, tapi kok diberika ijin,” tegas Yoyon.
Ditambahkan, kalau memang tidak boleh dipakai kegiatan hiburan dan mainan anak-anak, road race juga tidak usah dikasih ijin. Kecuali untuk kegiatan upacara dan kegiatan pemerintahan, itu sah-sah saja karena itu sesuai dengan fungsi Alun-alun Bojonegoro.
“Semua warga Bojonegoro termasuk saya, ikut memiliki Alun-alun itu. Sehingga kalau ditempati kegiatan pemrintahan ya monggo karena itu sesuai dengan funsinya. Tapi, kalau dipakai untuk kegiatan road race yang bisa merusak Alun-alun, harap dipertimbangkan lagi. Selain Alun-alun kan masih ada alternatif tempat lain,” katanya penuh tanda tanya. **(Kis).