FeaturedPeristiwa

Kasihan, Jumirah Sudah Setahun Lebih, Tinggal di Kolong Jembatan Double track

Blora (Rakyat Independen)- Satu tahun ini Jumirah (70) warga RT.05/RW.07, Kampung Cepu kidul, Kelurahan Cepu, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, hingga kini masih tinggal di kolong Jembatan double track.

Jumirah yang tinggal sebatang kara ini, lebih memilih tinggal di kolong Jembatan ketimbang ikut keluarganya. Menurutnya, kalau ikut orang itu, bisa mengganggu keluarga orang lain sehingga keputusan Jumirah itu, sangat membingungkan warga lingkungan Cepu kidul.

Setiap warga yang melewati jalan tersebut ,sering kali harus jalan secara perlahan-lahan, mereka sangat hati hati serta waspada karena Jumirah sering tidur ditengah jalan tersebut.

“Konon, 15 tahun silam, Jumirah bersama suaminya orang Sumbawa itu, datang ke Cepu. Mereka hidup dan berumah tangga di Kampung Sitimulyo yang masuk Kelurahan Cepu,” demikian disampaikan salah seorang warga Cepu Kidul Purwo kepada rakyatnesia.com, Sabtu (23/4/2016).

Karena tidak mampu dan penghasilan suaminya sebagai kuli hanya pas-pasan sehingga Jumirah bersama suaminya, akhirnya ikut tinggal bersama saudaranya Sagi di Cepu Kidul. Enam tahun kemudian, suaminya meninggal dunia. Karena dari pernikahanya, mereka tidak dikaruniai anak, sehingga di masa tuanya Jumirah tak ada anak yang merawat dan mengurusnya.

Walaupun Sagi sudah merawat Jumirah dengan baik, dengan disediakan tempat tidur, makan dan minum. Akan tetapi Jumirah lebih memilih hidup di bawah kolong Jembatan. Itu terjadi, setelah rumah Sagi dibangun, usai dapat ganti rugi dari proyek double track alias proyek rel ganda dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu. Justru, usai rumah Sagi dibangun, Jumirah malah tidak mau balik ke rumah Sagi dan memilih tinggal di kolong jembatan itu.

“Saya ini kan anaknya Mak Sagi. Saya justru prihatin dengan kondisi Bu Jumirah yang tidak mau pulang ke rumah dan tinggal bersama kami. Saya sebetulnya merasa malu dan gak enak, jika dilihat orang-orang sekitar. Dikira kita gak mau merawatnya. Tapi mau bagaimana lagi, soalnya kondisi kejiwaan Bu Jumirah ya labil kayak gitu,” kata Purwo menegaskan.

Masih menurut Purwo, dirinya berharap ada solusi dari dinas atau instansi terkait, tentang nasib Jumirah. Karena dirinya mengaku sudah melaporkan hal itu ke pemerintah setempat. **(Lukman).

Sukisno

Jurnalis Utama Rakyatnesia.com Dan Sudah di dunia jurnalistik selama lebih dari 30 tahun. Tulisan berita bojonegoro umum, Review, dan profil sudah bukan hal asing lagi, Lugas dengan Fakta.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button