Anak Seorang Kuli Bangunan di Bojonegoro Ini, Lulus Masuk Bintara Polri 2018
BOJONEGORO (RAKYAT INDEPENDEN) – Agung Prasetiya (20) warga Jalan Ki Hajar Dewantoro, Kelurahan Ledok Wetan, RT 010, RW 002, Kecamatan Bojonegoro Kota, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, telah dinyatakan lulus dalam seleksi penerimaan Bintara Polri Tahun 2018, melalui Polda Jawa Timur.
Agung Prasetiya (20), adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan suami isteri (Pasutri) Nartopo (47) dan Ani Suprapti (40). Dimana, Agung Prasetiya, merupakan salah satu dari 25 peserta yang dinyatakan lolos dalam seleksi penerimaan Bintara Polri, yang mendaftar melalui Panitia Bagian Penerimaan (Pabanrim) Polres Bojonegoro.
Siapa sangka, Agung Prasetiya (20) yang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Bojonegoro pada tahun 2016 silam itu, yang sebelunya telah mencoba melamar pekerjaan di sejumlah lembaga pemerintahan, akan tetapi tak kunjung diterima.
Namun, justru saat dia mendaftarkan diri sebagai Bintara Polri 2018, dia malah diterima dan berhasil lulus. Hal itu, berkat persiapan fisik yang telah dipersiapkannya sejak tahun 2017 lalu. Agar bisa lolos, dia mempersiapkan diri, baik fisik maupun mental dan hasilnya sangat menggembirakan, sebab dia sekarang sudah diterima jadi Polisi.
Siapa sangka jika Nartopo (47), yang sehari-harinya bekerja sebagai pekerja di proyek atau yang biasa disebut kuli bangunan dan ibunya Ani (40) sehari-harinya hanya berjualan lontong, telah berhasil menyekolahkan anaknya hingga berhasil menjadi seorang anggota Polri.
Nartopo (47) saat dimintai komentarnya oleh para awak media tentang diterimanya Agung Prasetiya (20) sebagai Bintara Polri 2018 mengatakan, bahwa keinginan mencalonkan sebagai anggota Polri itu atas keinginan Agung Prasetiya sendiri dan sebagai orang tua dirinya hanya bisa memberikan restu dan mendo’akannya.
“Setelah bulat keinginannya untuk mendaftar, anaknya (Agung Prasetiya) mulai mempersiapkan diri, baik fisik maupun mental, agar dapat lolos menjadi anggota Polri itu,” tegas Nartopo.
Dtambahkan, dengan kondisi keluarganya yang pas-pasan itu, dirinya hanya bisa memotivasi anaknya untuk terus belajar dan berlatih, baik fisik maupun mental, guna meraih cita-citanya untuk menjadi Polisi itu. “Alhamdulillah, dia diterima di Bintara Polri tahun 2018 ini,” ujarnya.
Saat ditanya, apakah dia menitipkan anaknya ke pejabat Polri atau menyetor sejumlah uang pelicin agar anaknya lulus sebagai Bintara Polri, dengan tegas Nartopo membantahnya.
“Saya ini wong cilik mas, yang hidup serba pas-pasan, Saya juga tak punya kenalan pejabat Polri atau ngasih uang pelicin. Duit dari mana, lha wong saya ini hanya seorang kuli bangunan dan ibunya hanya jualan lontong, kok mau ngasih uang pelicin,” ungkapnya.
Masih menurut Nartopo, dirinya bersyukur anaknya bisa diterima sebagai anggota Polisi. Menurutnya, dalam penerimaan Bintara Polri ini cukup transparan. Hal itu, dibuktikan dengan diterima anaknya, tanpa nyogok (uang pelicin) walaupun dia anak seorang kuli bangunan.
**(Kis/Red).