FeaturedCatatan Tepi

212 Mahasiswa Unair Surabaya, Laksanakan PKL di Bojonegoro

BOJONEGORO (RAKYAT INDEPENDEN) – Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) sebanyak 212 mahasiswa-mahasiswi di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur.

Sebanyak 212 mahasiswa yang hendak melaksanakan PKL itu, diterima oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang diwakili oleh Asisten1 Bidang Pemerintahan Djoko Lukito dan Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, Ninik Susmiarti, dalam sebuah pertemuan yang digelar di Pendopo Malowopati, di Jalan Mas Tumapel Nomor 1, Bojonegoro, Selasa (3/7/2018).

Mewakili 212 mahasiswa PKL Unair Surabaya Indriati dalam laporannya menjelaskan bahwa kegiatan PKL ini adalah tahun ke-3 (tiga), yang bakal dilaksnakan hingga tanggal 9 Agustus 2018 mendatang.

Mahasiswa yang akan mengikuti berbagai PKL sejumlah 212 mahasiswa dan 8 pembimbing. Serta ada tamu dari Austria yang mendampingi Universitas Airlangga Surabaya yang akan melakukan akreditasi internasional.

“Mahasiswa dari universitas Airlangga Surabaya akan melakukan Praktek Kerja Lapangan di 3 (tiga) Puskesmas di 2 (dua) Kecamatan yakni Puskesmas Baureno, yang berada di Kecamatan Baureno serta Puskesmas Kepohbaru dan Puskesmas Nglumber yang berada di wilayah Kecamatan Kepohbaru,” ungkap Indriani, dihadapan hadirin yang memadati Pendopo Malowopati Pemkab Bojonegoro, Selasa (3/7/2018).

Dalam kesempatan yang sama, pihaknya menyampaikan ucapan terima kasih kepada jajaran pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang telah menerima dan memberikan kesempatan kepada seluruh mahasiswa yang akan melakukan PKL di Kota Ledre ini.

Asisten I Pemkab Bojonegoro, Drs Djoko Lukito dalam sambutannya menyampaikan selamat datang kepada 212 mahasiswa S1 Kesehatan masyarakat Unair Surabaya yang bakal melaksnakan PKL di wilayah Kabupaten Bojonegoro ini.

“Dewasa ini Kesehatan masyarakat di Bojonegoro membutuhkan perhatian yang lebih serius dari berbagai pihak, salah satunya adalah akademisi. Dengan adanya program ini, kami harap bisa berkelanjutan Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Bojonegoro,” tegas Djoko Lukito.

Ditambahkan, apalagi pengetahuan masyarakat di 1000 hari kehidupan pertama itu masih rendah, apalagi demografi wilayah Bojonegoro adalah wilayah pertanian dan akrab dengan kemiskinan. Banyak pula ditemui balita kita yang menderita kurang gizi, karena rendahnya pemahamannya.

“Permasalahan ini harus diselesaikan, pengetahuan dan pola asuh harus ditingkatkan Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu yang mempengaruhi pola hidup adalah kultur yang ada di masyarakat,” ungkap pria yang akrab disapa Pak Djoko itu.

Dihadapan para mahasiswa, Djoko Lukito menyampaikan bahwa pemerintah Kabupaten Bojonegoro pernah membuat program ODF namun sampai saat ini belum tuntas 100 persen. Dengan adanya PKL ini akan membantu mengerakkan masyarakat menuntaskan ODF.

Dirinya juga berharap agar semua hasil selama PKL untuk dilaporkan kepada pemerintah sebagai umpan balik untuk evaluasi program pemerintah.sehingga dari sisi program dan kebijakan bisa ditindak lanjuti oleh Semua pihak baik pemerintah, swasta dan masyarakat.

Masih menurut Pak Djoko, guna peningkatan status gizi, sudah diupayakan melalui program Positive Defience (PD) dan pentingnya memberikan pemahaman kepada ibu hamil bahwa memberikan ASI Eksklusif di enam bulan pertama sangatlah penting.

**(Kis/Red).

Sukisno

Jurnalis Utama Rakyatnesia.com Dan Sudah di dunia jurnalistik selama lebih dari 30 tahun. Tulisan berita bojonegoro umum, Review, dan profil sudah bukan hal asing lagi, Lugas dengan Fakta.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button