Serangan Israel Sasar Jurnalis TV Lebanon yang Sedang Siaran Langsung
rakyatnesia.com – Serangan militer Israel mengincar sekelompok jurnalis yang tengah melakukan siaran langsung di wilayah selatan Lebanon.
Serangan lintas perbatasan ini terjadi seiring meningkatnya pertempuran antara militer Israel dan kelompok Hizbullah yang bermarkas di Lebanon di sepanjang perbatasan.
Dilaporkan oleh Al Arabiya pada Selasa (14/11/2023), momen ketika serangan Israel melanda area dekat lokasi para jurnalis yang tengah melakukan siaran langsung terekam dalam sejumlah video yang beredar di media sosial.
Video tersebut menunjukkan sejumlah jurnalis yang mengenakan jaket dan rompi bertuliskan ‘PRESS’ sedang melaporkan langsung dari desa Yaroun, wilayah perbatasan di Bint Jbeil, pada Senin (13/11) waktu setempat.
Salah satu video yang diperoleh Al Arabiya English memperlihatkan situasi di lokasi setelah serangan roket mengenai area dekat para jurnalis yang sedang melaporkan perkembangan terkini di perbatasan antara Lebanon dan Israel.
Para jurnalis itu mengatakan mereka telah mengoordinasikan perjalanan mereka ke area tersebut dengan pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon (UNIFIL) dan Angkatan Bersenjata Lebanon.
Israel dituduh membunuh puluhan jurnalis Palestina ketika mereka terus melakukan pengeboman di Jalur Gaza, sebagai respons atas serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Israel juga mengatakan kepada kantor berita internasional dan lokal bahwa mereka tidak bisa menjamin keselamatan para jurnalis yang bekerja di Jalur Gaza.
Seorang jurnalis Lebanon yang bekerja untuk Reuters juga terbunuh oleh serangan Israel bulan lalu, ketika jurnalis itu sedang melakukan siaran langsung dari perbatasan Lebanon bagian selatan.
Otoritas Lebanon dan para saksi mata di lokasi serangan menyebut militer Israel ada di balik serangan tersebut. Israel menyatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan atas serangan itu.
Menurut Federasi Jurnalis Internasional, setidaknya 34 jurnalis dan pekerja media Palestina tewas selama perang berkecamuk di Jalur Gaza. Diperkirakan lebih banyak lagi jurnalis yang mengalami luka-luka dan hilang.