Banjir Bandang Melanda Libya, 10.000 Orang Dinyatakan Hilang
rakyatnesia.com – Derna, sebuah kota di Libya, dilanda banjir bandang yang mengakibatkan kekhawatiran serius dengan laporan bahwa sekitar 10.000 orang saat ini belum ditemukan.
Banjir tersebut dikabarkan melanda kota ini setelah sejumlah bendungan mengalami kerusakan akibat badai besar yang menerjang pada Senin, tanggal 11 September.
Palang Merah setempat telah mengkonfirmasi dampak serius yang ditimbulkan oleh banjir di Libya. Badai bernama Daniel melintasi wilayah Laut Tengah menuju negara yang telah dilanda konflik selama lebih dari satu dekade.
Tamer Ramadan, Ketua delegasi Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di Libya, menyatakan keprihatinan mendalam.
Dia mengatakan, “Tim kami di lapangan masih melakukan penilaian, tetapi dari apa yang kami lihat dan berdasarkan laporan yang kami terima, jumlah korban tewas sangat besar, bahkan bisa mencapai ribuan.”
Krisis banjir ini merupakan bencana yang mengancam kemanusiaan di Libya, mengingat jumlah orang yang hilang dan kemungkinan korban tewas yang sangat tinggi.
Pemerintah dan organisasi kemanusiaan setempat dan internasional saat ini berupaya keras untuk menyelamatkan mereka yang terdampak dan memberikan bantuan mendesak kepada masyarakat yang terkena dampak banjir bandang ini.
Salah satu pejabat lokal menggambarkan apa yang dilihatnya sebagai bencana, dan mayat bergelimpangan di mana-mana. Banjir sendiri selalu terjadi tiap tahun di kota Libya, namun kali ini menjadi yang terburuk.
Sementara itu, Reuters melaporkan pandangan mata jurnalisnya yang tengah dalam perjalanan ke Derna, kota pesisir berpenduduk sekitar 125.000 jiwa yang diporak-porandakan Badai Daniel.
Disebutkan, kendaraan terbalik di tepi jalan, pohon tumbang, dan rumah-rumah terbengkalai dan terendam banjir.
Selain Derna, kota-kota lainnya yang berada di wilayah timur Libya, termasuk Benghazi, juga dihantam badai tersebut.
Saat ini, Pemerintah Libya sudah menetapkan status siaga atau darurat dalam rangka operasi pencarian dan penyelamatan para korban.
Terkait kondisi di Libya, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyampaikan, KBRI Tripoli terus memantau perkembangan di lapangan.
Selain itu, KBRI juga sudah mengeluarkan imbauan melalui jejaring masyarakat agar WNI di wilayah tersebut meningkatkan kewaspadaan dan terus memantau prakiraan cuaca melalui media resmi pemerintah.
“KBRI Tripoli telah melakukan komunikasi dengan Otoritas di Libya Timur dan komunitas masyarakat Indonesia. Sampai hari ini, Senin, 11 September 2023, tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban banjir besar di Libya timur,” kata Kemlu dalam keterangan tertulisnya.
Tercatat di data base KBRI Tripoli, jumlah WNI di Libya sebanyak 282 orang, di mana mereka bertempat tinggal di Libya Barat.