Berita

Pemanfaatan Hujan Buatan di Jakarta Sebagai Solusi Terhadap Kemarau dan Polusi Udara yang Kritis

rakaytnesia.com – Dalam menghadapi musim kemarau yang berkepanjangan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu mempertimbangkan penerapan konsep hujan buatan sebagai solusi yang potensial.

Pada Minggu (27/08/2023) sore hingga malam, curah hujan turun menyeluruh dari Jakarta hingga Bogor, melalui upaya modifikasi cuaca yang diimplementasikan.

Pemanfaatan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk menghasilkan hujan buatan memiliki tujuan utama mengurangi tingkat polusi udara yang meresahkan, terutama di wilayah Jabodetabek dan secara spesifik, di kota Jakarta.

Budi Haryono selaku Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC BRIN bersama pihaknya melakukan hujan buatan dengan penyemaian metode alternatif TMC pada Sabtu (19/08/2023) melalui satu sortir penerbangan penyemaian awan selama hampir dua jam penerbangan dari pukul 14.15 – 16.00 WIB, yang dilakukan dengan cara menaburkan garam semai sekitar 800 kg di atas ketinggian 9 ribu hingga 10 ribu kaki.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati membenarkan hujan semalam adalah hasil dari teknologi modifikasi cuaca. “Benar (modifikasi cuaca),” ucap Dwikorita.

Hujan disertai angin kencang tersebut dikabarkan turun di Kota Bogor sekitar pukul 16.00 WIB, sementara itu dikabarkan Depok dan Jakarta dikabarkan hujan turun sekitar pukul 18.30 WIB dan juga di wilayah Tangerang Selatan dikabarkan turun hujan sekitar pukul 19.30 WIB.

Selain itu, Dwikorita juga mengirimkan sejumlah tangkapan radar cuaca yang memperlihatkan wilayah Jabodetabek menurunkan hujan. Tercatat hingga pukul 21.00 WIB, hujan turun di sejumlah Kawasan Jabodetabek.

“Perkembangan intensitas dan sebaran hujan yang dimonitor dari Radar Cuaca BMKG. Masih turun hujan di beberapa wilayah Jabodetabek hingga pukul 21:00 WIB tadi,” ucap Dwikorita.

Namun, hujan yang mengguyur wilayah Jabodetabek pada Minggu (27/08/2023) sore menjelang malam itu, masih belum memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas udara di wilayah Jabodetabek.

Kualitas udara di Jakarta pada Senin (28/08/2023) per pukul 10.00 WIB berada di angka 169 AQI US dengan konsentrasi PM2.5 saat ini 18 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO, sehingga indeks AQI langsung terindikasi Tidak Sehat.

Maka dari itu, upaya pembuatan hujan buatan dengan modifikasi cuaca dari penyemaian garam akan direncanakan kembali hingga September 2023 mendatang.

“Tahap 1 sejak tanggal 19 sampai dengan 21 Agustus 2023. Tahap 2 sejak 24 Agustus dan direncanakan sampai dengan 2 September 2023,” lanjut Dwikorita.

Di samping itu, musim kemarau kali ini cukup menjadi tantangan dalam modifikasi cuaca, sebab awan yang akan disemai masih cukup sulit didapatkan.

“Mohon terus doanya, karena sebenarnya di musim kemarau yang lebih kering seperti saat ini, masih cukup sulit untuk mendapatkan awan hujan yang memadai untuk disemai menjadi hujan,” ucap Dwikorita.

Panjoel Kepo

Jurnalis Media Rakyatnesia.com berpengalaman dari Kota Soto Lamongan, Lihai menulis berbagai macam informasi, mulai dari olahraga, entertainment, Musik dunia viral media sosial dan berbagai macam lainnya.

Related Articles

Back to top button