Cerita Pendek Suami Istri, Perselingkuhan Yang Panas Dan Bikin Viral
Daftar Isi
Cerita Pendek Suami istri berikut ini adalah cerita dengan tema perselingkuhan yang mungkin anda sukai. Di kategori ini anda bisa membacanya, dan mengambil pelajaran dari cerita berikut ini agar tidak terjadi pada kehidupan rumah tangga anda, selamat membaca.
Cinta yang Terluka
Di sebuah kota kecil yang damai, hiduplah pasangan muda bernama Adit dan Riana. Pernikahan mereka baru berusia 3 bulan, namun kehangatan cinta yang diharapkan Riana tak kunjung hadir. Adit, sang suami, memang dikenal pendiam dan kurang ekspresif. Hal ini membuat Riana merasa kesepian dan diabaikan.
Suatu malam, saat mereka hendak tidur bersama, Riana memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya. “Mas, aku merasa kita… jauh. Aku merindukan sentuhanmu, kata-katamu yang manis, perhatianmu. Aku ingin merasakan cintamu, Mas,” ungkap Riana dengan suara lirih.
Adit terdiam, raut wajahnya tak terbaca. “Maaf, Riana. Aku… aku tidak pandai mengungkapkan perasaan. Aku mencintaimu, tapi…”
Riana terluka mendengar jawaban Adit yang terkesan datar dan dingin. Air matanya mulai mengalir. “Tapi apa, Mas? Aku ingin tahu,” desaknya.
“Aku hanya… ingin fokus pada pekerjaanku dulu,” jawab Adit.
Riana semakin kecewa. Dia merasa Adit lebih memprioritaskan pekerjaannya daripada dirinya. “Tapi aku juga butuh perhatianmu, Mas. Aku istrimu,” isaknya.
Adit menghela nafas. Dia ingin menjelaskan, namun entah mengapa, kata-katanya tertahan. Malam itu, mereka tidur berdampingan, namun hati mereka berjarak jauh.
Riana terbangun di tengah malam, Adit sudah tidak ada di sampingnya. Dia melihat ke arah meja kerja Adit, dan menemukan laptopnya terbuka. Riana penasaran dan membuka file yang sedang dikerjakan Adit. Matanya terbelalak saat melihat isi file itu: foto-foto mesra Adit dengan seorang wanita yang tak dikenal.
Riana gemetar. Rasa sakit dan pengkhianatan menusuk hatinya. Bagaimana mungkin? Adit yang selalu terlihat dingin dan pendiam ternyata diam-diam berselingkuh?
Kebohongan yang Terungkap
Riana tak bisa menahan air matanya saat menatap foto-foto mesra Adit dengan wanita lain. Perasaan sakit, marah, dan kecewa bercampur aduk di dalam hatinya. Bagaimana mungkin Adit tega mengkhianatinya?
Riana mengumpulkan foto-foto tersebut dan bergegas ke rumah Dina, sahabatnya. Dina terkejut melihat foto-foto itu dan langsung memeluk Riana untuk menenangkannya.
“Ya ampun, Rian. Bagaimana bisa?” tanya Dina dengan prihatin.
Riana menceritakan semua yang terjadi. Dina semakin marah mendengar cerita Riana. Dia tak habis pikir bagaimana Adit tega menyakiti Riana yang begitu mencintainya.
“Sabar dulu, Rian. Jangan terburu-buru mengambil keputusan,” nasihat Dina. “Coba kamu temui Adit dan bicarakan ini baik-baik.”
Riana ragu. Dia tak yakin apakah Adit akan jujur padanya. Namun, dia ingin tahu penjelasan langsung dari Adit.
Keesokan harinya, Riana menemui Adit di kantornya. Adit terkejut melihat Riana dengan wajah pucat dan mata sembab.
“Rian, ada apa?” tanya Adit dengan raut wajah panik.
“Aku tahu semuanya, Mas,” kata Riana dengan suara dingin. “Aku tahu tentang kamu dan wanita itu.”
Adit terdiam, tak bisa berkata apa-apa. Riana menunjukkan foto-foto yang dia temukan kepada Adit.
“Jelaskan padaku, Mas. Siapa wanita itu? Kenapa kamu melakukan ini padaku?” tanya Riana dengan penuh emosi.
Adit menundukkan kepalanya. “Dia… dia hanya teman biasa, Rian. Aku tidak bermaksud…”
“Bohong!” potong Riana. “Aku tahu kalian lebih dari sekadar teman biasa. Aku melihat foto-fotonya!”
Adit menghela nafas. Dia tak bisa lagi berbohong. “Baiklah, Rian. Aku akui aku salah. Aku… aku khianati kamu.”
Riana terluka mendengar pengakuan Adit. Dia tak percaya orang yang dia cintai tega mengkhianatinya.
“Kenapa, Mas? Kenapa kamu lakukan ini padaku?” tanya Riana dengan air mata yang mengalir.
“Aku… aku tidak tahu, Rian. Aku hanya…,” Adit terdiam, mencari alasan untuk membenarkan perbuatannya.
“Hanya apa, Mas?” desak Riana.
“Aku hanya… merasa kesepian di rumah,” jawab Adit lirih.
Riana semakin marah. “Kesepian? Dan kamu mencari kesenangan dengan wanita lain? Apakah aku tidak cukup untukmu, Mas?”
Adit menundukkan kepalanya, tak berani menatap mata Riana. Dia tahu dia telah membuat kesalahan besar.
“Maafkan aku, Rian,” mohon Adit. “Aku menyesali perbuatan bodohku.”
Riana terdiam, hatinya bimbang. Dia ingin memaafkan Adit, tapi rasa sakit pengkhianatan masih begitu perih.
Pergulatan Hati
Riana terdiam, menatap Adit dengan tatapan penuh luka. Dia ingin memaafkan Adit, tapi rasa sakit pengkhianatan masih begitu perih. Bagaimana mungkin orang yang dia cintai tega mengkhianatinya?
“Maafkan aku, Rian,” mohon Adit kembali. “Aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Aku hanya ingin kamu dan anak-anak.”
Riana teringat tentang janji pernikahan mereka. Janji untuk saling setia, saling cinta, dan saling melindungi. Janji untuk membangun keluarga yang bahagia bersama.
“Apakah kamu yakin, Mas?” tanya Riana dengan suara lirih. “Aku tidak ingin sakit hati lagi.”
Adit mengangguk mantap. “Aku yakin, Rian. Aku mencintaimu dan aku ingin memperbaiki semuanya.”
Riana terdiam, menimbang-nimbang keputusannya. Dia ingin percaya pada Adit, tapi rasa ragu masih menyelimuti hatinya.
“Beri aku waktu untuk berpikir, Mas,” kata Riana akhirnya. “Aku perlu waktu untuk menyembuhkan luka ini.”
Adit mengerti. Dia tahu Riana membutuhkan waktu untuk memproses semua yang terjadi. Dia berjanji untuk bersabar dan menunggu keputusan Riana.
Riana pulang ke rumah dengan hati yang masih bimbang. Dia tak bisa berhenti memikirkan Adit dan wanita lain. Dia merasa dihantui oleh rasa sakit pengkhianatan dan keraguan.
Di malam hari, Riana terbangun karena mimpi buruk. Dia menangis dan merasa sangat kesepian. Dia ingin memeluk Adit dan meminta maaf, tapi dia tak yakin apakah Adit benar-benar tulus ingin memperbaiki pernikahan mereka.
Riana merasa terjebak dalam situasi yang sulit. Dia ingin memaafkan Adit dan menyelamatkan pernikahannya, tapi dia juga takut untuk terluka lagi.
Menuju Kesembuhan
Hari-hari berikutnya terasa berat bagi Riana. Dia masih diliputi oleh rasa sakit dan keraguan. Dia ingin memaafkan Adit, tapi rasa takut untuk terluka lagi selalu menghantui.
Suatu hari, Riana melihat Adit di taman bersama anak-anak mereka. Adit terlihat bahagia bermain dengan anak-anaknya, dan Riana merasakan cinta yang begitu besar terpancar dari matanya.
Melihat itu, Riana terharu. Dia sadar bahwa Adit masih mencintainya dan ingin memperbaiki pernikahan mereka. Dia juga sadar bahwa dia masih mencintai Adit dan ingin memberikan kesempatan kedua untuk pernikahan mereka.
Riana memutuskan untuk menemui Adit dan berbicara dengannya. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya Adit rasakan dan apa yang dia inginkan dari pernikahan mereka.
Adit menyambut Riana dengan pelukan hangat. Dia senang Riana mau berbicara dengannya.
“Maafkan aku lagi, Rian,” kata Adit dengan tulus. “Aku tahu aku telah membuat kesalahan besar. Aku tak pernah bermaksud menyakitimu.”
Riana menatap mata Adit. “Aku tahu kamu menyesal,” katanya. “Tapi aku masih takut, Mas. Aku takut terluka lagi.”
Adit menggenggam tangan Riana. “Aku mengerti rasa takutmu, Rian. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku mencintaimu lebih dari apapun. Aku ingin memperbaiki semuanya dan membangun kembali kepercayaanmu.”
Riana terdiam, menimbang-nimbang kata-kata Adit. Dia melihat ketulusan dalam mata Adit dan merasakan cinta yang begitu besar darinya.
“Aku ingin percaya padamu, Mas,” kata Riana akhirnya. “Tapi aku butuh waktu untuk menyembuhkan luka ini.”
Adit mengerti. Dia berjanji untuk bersabar dan menunggu keputusan Riana.
Riana dan Adit mulai menjalani terapi pernikahan. Mereka belajar untuk berkomunikasi dengan lebih baik dan saling memahami perasaan satu sama lain. Perlahan-lahan, luka di hati Riana mulai sembuh dan rasa percayanya pada Adit mulai tumbuh kembali.
Suatu hari, Adit mengajak Riana ke tempat mereka pertama kali berkencan. Di sana, Adit melamar Riana sekali lagi.
“Rian,” kata Adit dengan penuh kasih sayang. “Aku tahu aku telah membuat kesalahan besar. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku masih mencintaimu lebih dari apapun. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu dan membangun keluarga yang bahagia bersamamu. Maukah kamu menikah denganku lagi?”
Riana meneteskan air mata bahagia. Dia tahu bahwa Adit telah berubah dan dia benar-benar menyesali perbuatannya.
“Ya, Mas,” jawab Riana dengan mantap. “Aku mau menikah denganmu lagi.”
Adit dan Riana menikah kembali dalam sebuah pernikahan yang sederhana namun penuh cinta. Mereka berjanji untuk saling setia, saling cinta, dan saling melindungi satu sama lain.
Perjalanan mereka untuk memperbaiki pernikahan mereka tidak mudah, tapi mereka berhasil melewatinya dengan penuh cinta dan kesabaran. Mereka belajar dari kesalahan mereka dan menjadi pasangan yang lebih kuat dan dewasa.
Cerita Riana dan Adit menunjukkan bahwa cinta sejati dapat melewati cobaan dan rintangan. Dengan komunikasi yang baik, saling pengertian, dan kesabaran, cinta dapat diperbaiki dan dibangkitkan kembali.