Tekanan Terus Meningkat: Netanyahu Diinterogasi Terkait Agresi Israel di Gaza
rakyatnesia.com – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, semakin merasa tertekan sehubungan dengan agresi brutal Israel di Jalur Gaza Palestina yang telah berlangsung hampir dua bulan.
Meskipun di awal agresi, Israel mendapat dukungan kuat dari sekutu dekatnya, terutama Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis, namun seiring berjalannya waktu, negara-negara tersebut mulai berhati-hati dalam menyuarakan dukungan mereka.
Bahkan, beberapa di antaranya berbalik meminta Netanyahu untuk menahan diri, terutama karena jumlah korban tewas akibat agresi Israel di Gaza terus melonjak dan mencapai angka 20.000 jiwa per Rabu (21/12).
Di awal agresi, Amerika Serikat membela operasi militer Israel di Jalur Gaza sebagai bentuk pembalasan dan pertahanan diri terhadap serangan milisi Hamas pada 7 Oktober.
Kini, dikutip Al Jazeera, Gedung Putih justru mewanti-wanti Netanyahu agar mengubah strategi agresi brutalnya di Jalur Gaza jika tidak ingin kehilangan dukungan dari sekutu.
Biden bahkan disebut kewalahan menghadapi Israel yang semakin bersikap “di luar kontrol” AS terkait strategi militernya ke Gaza.
Biden sendiri bahkan membeberkan percakapan terbarunya dengan Netanyahu yang tak berjalan mulus saat bicara soal Gaza.
Dalam pertemuan dengan donor kampanye Partai Demokrat untuk pemilu 2024 di Washington, Biden memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan terus kehilangan dukungan internasional gegara agresi brutalnya ke Jalur Gaza Palestina yang kian membabi buta.
Biden mengatakan lewat telepon ia mewanti-wanti Netanyahu harus segera mengubah pemerintahannya yang berhaluan garis keras terutama dalam menangani konfliknya dengan Palestina jika tak ingin terus kehilangan dukungan.
“Keamanan Israel bisa bergantung pada Amerika Serikat, namun saat ini Israel memiliki lebih dari Amerika Serikat. Israel memiliki (dukungan) Uni Eropa, memiliki Eropa, dan memiliki (dukungan) sebagian besar dunia,” kata Biden pada Selasa (12/12) di Washington.
“Namun mereka (Israel) mulai kehilangan dukungan tersebut karena pemboman tanpa pandang bulu yang terjadi,” papar Biden menambahkan seperti dikutip Al Jazeera.
Tak hanya AS, Inggris dan Prancis juga terus mengulang desakan mereka terhadap Israel agar tidak menargetkan warga dan fasilitas sipil di Gaza dalam agresinya itu.
Tak hanya dari luar negeri, posisi Netanyahu di dalam negeri juga terus terpojok. Setelah dinilai gagal melindungi keamanan nasional lantaran kecolongan serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, sebagian warga Israel juga menilai Netanyahu gagal melindungi warganya yang masih disandera oleh milisi Palestina itu.
Di awal peperangan, Hamas menyandera sekitar 240 orang dari Israel termasuk warga asing. Namun, sejauh ini sudah lebih dari 120 sandera di bebaskan Hamas, dengan tiga sandera warga Israel tewas tertembak oleh tentara Zionis sendiri saat baku tembak berlangsung.
Kematian tiga sandera oleh tentara Israel sendiri ini lah yang membuat warga Israel, terutama keluarga sandera, semakin geram dengan Netanyahu.
Saat ini, masih ada 100 tawanan Hamas yang masih disandera di Gaza.