DPRD Jatim Minta Pengembangan Wisata Religi Pantura Lebih Dimaksimalkan
SURABAYA (RAKYATNESIA) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur berharap pemerintah Provinsi segera memaksimalkan dan semakin memasifkan pengembangan wisata religi khususnya yang ada di wilayah Surabaya dan Pantura, seperti di Gresik, Lamongan dan Tuban.
Diantara situs-situs relegi yang ada di kawasan tersebut adalah makam Sunan Ampel, Sunan Giri, Maulana Malik Ibrahim, Sunan Drajat dan Sunan Bonang. Potensi wisata religi itu sangat menjanjikan bila dikelola dengan lebih maksimal.
Anggota Komisi B DPRD Jatim, Ahmad Iwan Zunaih menilai potensi wisata religi di Jatim belum tergarap dengan maksimal. Bahkan konsep wisata relegi terpadu yang menjadi salah satu konsep Gubernur Khofifah belum terwujud dengan baik.
“Iya ini memang belum maksimal. Konsep wisata relegi terpadu yang menjadi program Bu Gubernur belum dilaksanakan secara maksimal. Ini yang patut kita sayangkan. Padahal potensi ekonomi dari sektor wisata ini sangat menjanjikan,” ujar Gus Iwan sapaan akrab Ahmad Iwan Zunaih di Surabaya, Selasa (29/11/2022).
Menurut politikus Fraksi Partai NasDem, banyak situs situs wisata relegi di kawasan Pantura yang belum masksimal dieksplor sebagai situs wisata relegi. Padahal bila ini dimaksimalkan akan menjadi wisata relegi yang lebih menjanjikan bagi Jatim.
“Seperti di makan Sunan Drajat, banyak situs-situs lain yang juga memiliki nilai sejarah namun belum tergarap dengan baik. Ini khan cukup disayangkan padahal memiliki nilai ekonomis kalau dimaksimalkan,” beber Gus Iwan.
“Kalau dimaksimalkan akan memiliki hubungan antara situs wisata relegi dengan wisata relegi lainnya. Dan ini akan memiliki nilai sejarah yang tinggi,” imbuhnya.
Diakui Gus Iwan, belum maksimalnya konsep wisata religi terpadu dikarenakan terbentur persoalan anggaran. Untuk itu, pihaknya meminta agar ini menjadi perhatian Gubernur, agar mengalokasikan anggaran yang maksimal untuk pengembangan potensi wisata relegi, khususnya yang ada di wilayah Pantura.
Selama ini lanjut politisi asli Gresik – Lamongan ini, Dinas Pariwisata Jatim sudah melakukan beberapa kali studi, namun hanya sebatas sosialisasi tidak pada kegiatan konkrit guna mengangkat potensi wisata religi tersebut.
“Keterbatasan anggaran yang menjadi kendala. Kedepan harus ada anggaran yang dialokasikan sehingga benar-benar maksimal dalam mengangkat situs yang ada menjadi wisata relegi terpadu yang bisa meningkatan ekonomi masyarakat sekitar,” pinta menantu KH Abdul Ghofur pengasuh Ponpes Sunan Drajat Paciran ini.
Ia meyakini bila situs-situs yang ada di kawasan Pantura bisa dimaksimalkan menjadi wista religi terpadu, maks akan membawa dampak positif bagi perkonomian masyarakat sekitar obyek wisata religi.
“Selama ini dampak ekonomi besar hanya dirasakan di makan Sunan Ampel. Bila wisata relegi terpadu di kawasan Pantura dikerjakan maksimal, kedepan peningkatam ekonomi akan lebih merata di semua wisata relegi yang ada di kawasan Surabaya dan pantura (Gresik, Lamongan dan Tuban),” pungkas Gus Iwan sapaan akrabnya Ahmad Iwan Zunaih.
**(Sumber: Kominfo Jatim/Red).