Berita

Mohammed bin Salman Tekankan Hentikan Agresi Israel di Gaza Dalam Pertemuan Dengan Menlu AS

rakyatnesia.com – Pemimpin de facto dan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MbS), menegaskan pentingnya menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, di Al Ula, Saudi, pada Senin (8/1).

Dalam pertemuan tersebut, MbS menekankan perlunya peningkatan tindakan kemanusiaan serta upaya pembentukan jalur guna memulihkan stabilitas dan proses perdamaian di Palestina. Ia juga menyoroti urgensi agar rakyat Palestina segera mendapatkan hak-hak mereka yang seharusnya.

“Dan mencapai perdamaian yang adil dan abadi,” demikian keterangan MbS seperti dilaporkan Saudi Press Agency.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Blinken menggarisbawahi perlunya mengatasi situasi kemanusiaan di Gaza yang kian mengenaskan imbas perang yang sudah berlangsung sejak 7 Oktober lalu.

Blinken juga berupaya untuk mencegah penyebaran konflik lebih lanjut.

“Blinken menekankan pentingnya membangun kawasan yang lebih aman, sejahtera, dan terintegrasi, termasuk melalui pembentukan negara Palestina yang merdeka,” demikian keterangan Kementerian Luar Negeri AS.

Dalam beberapa waktu terakhir, Blinken melakukan perjalanan ke Timur Tengah untuk membahas situasi Gaza dan mencegah konflik menyebar seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan perang kawasan.

Selama perjalanannya, Blinken juga bicara tentang rencana pembangunan kembali Gaza serta pembentukan pemerintahan daerah kantong itu.

Menurut Blinken, sejumlah negara seperti Saudi, Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Turki akan mempertimbangkan untuk berpartisipasi dan berkontribusi soal Gaza usai perang berakhir.

Negara-negara tersebut sebelumnya menolak rencana pascaperang dan bersikeras bahwa harus ada gencatan senjata dulu untuk memulai semuanya.

Sejak 7 Oktober lalu, agresi Israel di Jalur Gaza hingga kini telah menewaskan 23.084 orang per Selasa (9/1). Mayoritas korban tewas adalah anak-anak dan perempuan. Selain itu, sebanyak 58.926 lainnya terluka.