Berita

Abdul Malik Badreddin Al-Houthi: Profil Pemimpin Houthi Yaman yang Menimbulkan Kekhawatiran AS dan Israel

rakyatnesia.com – Kelompok pemberontak Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, menjadi sorotan karena ancamannya terhadap kapal yang berlayar melalui Laut Merah menuju Israel.

Pemimpin kelompok ini, Abdul Malik Badreddin Al-Houthi, menjadi figur sentral yang dikhawatirkan oleh Amerika Serikat dan Israel.

Abdul Malik Badreddin Al-Houthi lahir di provinsi utara Saada, dekat perbatasan Yaman-Saudi. Meskipun tidak ada catatan resmi mengenai tanggal lahirnya, diyakini bahwa dia lahir pada akhir tahun 1970-an atau awal tahun 1980-an.

Milisi Houthi, yang dikenal sebagai Ansar Allah, didirikan oleh kakak laki-laki Al-Houthi, Hussein, pada awal tahun 1990-an dan disebut sebagai organisasi ‘Pemuda Percaya’, seperti dilansir oleh Arab News.

Hussein mantan anggota parlemen dan juga seorang pemimpin militer dan agama, memperkuat kekuatan Houthi untuk memajukan kepentingan Syiah Zaidi di Yaman.

Zaidi memerintah Yaman selama berabad-abad hingga tahun 1962, ketika sebuah revolusi yang didukung oleh Mesir menggantikan raja yang disebut sebagai imam yang berkuasa oleh orang Yaman dan mendirikan pemerintahan nasionalis Arab dengan Ibu Kota di Sanaa.

Slogan Houthi yaitu ‘Tuhan Maha Besar, matilah Amerika, matilah Israel, kutuklah kaum Yahudi dan kemenangan bagi Islam’ diadopsi oleh milisi tersebut setelah perang Irak tahun 2003 menurut lembaga Think Tank Brookings Institution yang berbasis di Washington.

Al-Houthi menjadi pemimpin milisi pada tahun 2005 setelah kematian ayah dan saudara laki-lakinya. Dia memiliki ideologi yang sama dengan saudaranya Hussein, yang diyakini terinspirasi oleh revolusi Iran dan memandang AS dan Israel sebagai musuh utama umat Islam.

Iran diyakini mendukung Al-Houthi dalam perjuangannya untuk tetap berkuasa. Selain mengirimkan senjata canggih, Teheran juga mengisyaratkan akan mengirimkan penasihat militer ke Houthi.

AS dan PBB menjatuhkan sanksi terhadap Al-Houthi pada 14 April 2015 karena mengancam stabilitas Yaman. Uni Eropa memberlakukan embargo senjata dan sanksi lebih lanjut yang ditargetkan terhadap pemimpin Houthi.

Selain slogan-slogan anti Amerika dan anti Semit, intoleransi Houthi telah menyebabkan penahanan banyak warga asing serta warga Yaman.

Pada tahun 2018, Human Rights Watch mengecam milisi karena ‘sering menyandera dan melakukan pelanggaran serius lainnya terhadap orang-orang yang ditahan’.

Panjoel Kepo

Jurnalis Media Rakyatnesia.com berpengalaman dari Kota Soto Lamongan, Lihai menulis berbagai macam informasi, mulai dari olahraga, entertainment, Musik dunia viral media sosial dan berbagai macam lainnya.

Related Articles

Back to top button