Berita

Krisis Kesehatan di Gaza Semakin Parah, WHO: Fasilitas Kesehatan Kolaps dan Banyak Korban Tertinggal di Jalanan

rakyatnesia.com – Situasi krisis kesehatan di Gaza semakin meruncing, dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa sistem kesehatan di wilayah tersebut terus dikepung dan hampir tidak berfungsi. Israel terus meningkatkan intensitas serangan di Gaza utara dan selatan.

Perwakilan WHO di wilayah Palestina, Richard Peeperkorn, menegaskan komitmen kuat WHO dan mitra untuk tetap berada di Gaza dan memberikan bantuan kepada masyarakat setempat.

Peeperkorn, yang telah menjalankan misi medis selama dua minggu di Gaza, mengungkapkan bahwa setelah lebih dari 60 hari pertempuran berlangsung, sistem kesehatan di Gaza mengalami penurunan signifikan. Dari 36 rumah sakit yang ada, hanya 11 yang masih berfungsi sebagian, dengan satu di wilayah utara dan 10 lainnya di wilayah selatan.

“Gaza utara terlihat seperti tanah yang tandus dan tidak dapat dihidupi. Kehancurannya sangat besar. Kami masih terkejut melihat begitu banyak orang tergeletak di jalanan,” jelasnya.

Salah satu misi yang dijalani Richard adalah mendatangi RS Al-Ahli yang menjadi satu-satunya rumah sakit yang berfungsi di wilayah utara. Halaman dan setiap ruangan penuh dengan pasien dan pengungsi internal.

Richard menuturkan bahwa ia tidak pernah melihat kondisi yang separah ini. Ia menyaksikan banyak pasien trauma dibawa dengan kereta keledai, hingga orang dengan luka parah yang berjalan kaki ke rumah sakit.

“Saya bekerja di Afghanistan selama 7,5 tahun dan telah melihat beberapa pemandangan yang cukup suram, namun saya belum pernah melihat pemandangan seperti ini di hidup saya,” kata Richard.

“RS Al-Ahli dapat digambarkan berada di dalam keadaan kacau balau dan merupakan zona bencana kemanusiaan,” tambahnya.

Richard mengatakan segala upaya dilakukan untuk memastikan fasilitas medis dapat tetap bekerja. Sistem kesehatan memerlukan perlindungan dan pemulihan sesegera mungkin.

Laporan Kementerian Kesehatan Gaza terakhir mengungkapkan jumlah korban jiwa sudah mencapai 18.205 orang dan 49.645 mengalami luka-luka. Lebih dari 60 persen korban merupakan perempuan dan anak-anak.

WHO melaporkan semenjak dimulainya perang, 165 ribu orang mengalami infeksi pernapasan dan lebih dari 50 ribu anak-anak mengalami diare. Permasalahan kesehatan lainnya antara lain adanya kutu, puluhan ribu ruam kulit, cacar air, meningitis, penyakit kuning, serta penyakit menular, tidak menular, dan penyakit kronis lainnya.

Panjoel Kepo

Jurnalis Media Rakyatnesia.com berpengalaman dari Kota Soto Lamongan, Lihai menulis berbagai macam informasi, mulai dari olahraga, entertainment, Musik dunia viral media sosial dan berbagai macam lainnya.

Related Articles

Back to top button