Benjamin Netanyahu: Israel Akan Melanjutkan Peperangan di Gaza Meski Gencatan Senjata Berakhir
rakyatnesia.com – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa Israel akan melanjutkan peperangan di Jalur Gaza, Palestina, untuk memberangus Hamas menjelang berakhirnya masa gencatan senjata.
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang telah diperpanjang selama dua hari, akan berakhir pada Kamis pagi sekitar pukul 07.00 waktu setempat atau 12.00 WIB. Netanyahu bersumpah bahwa Israel akan terus “berjuang sampai akhir.”
“Pertanyaan mengenai apakah Israel akan kembali berperang setelah memaksimalkan fase pembebasan warga kami yang disandera selama beberapa hari terakhir? Jawabannya tegas: Ya,” kata Netanyahu pada Rabu (29/11).
Kebijakan ini, menurutnya, didukung oleh seluruh kabinet, pemerintah Israel, tentara Israel, dan rakyat. Israel berkomitmen untuk terus berperang dalam menghadapi situasi yang terus berkembang di Jalur Gaza.
Terpisah, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga melontarkan komentar serupa. Gallant mengatakan Israel juga tengah mempersiapkan tahap perang berikutnya di Gaza ketika gencatan senjata berakhir.
Gallant menegaskan Israel akan “mengambil segala tindakan yang mungkin dilakukan untuk membebaskan para sandera” Hamas.
“Pasukan IDF (Israel Defense Force) di udara, darat, dan laut siap segera melanjutkan operasi (militer),” papar Gallant seperti dikutip CNN.
Israel dan Hamas akhirnya menyepakati penerapan gencatan senjata pada pekan lalu setelah berperang sejak 7 Oktober lalu. Gencatan senjata dimulai selama empat hari sejak Jumat (24/11) dan diperpanjang selama dua hari hingga Kamis (30/11).
Saat ini, Israel disebut tengah membahas kemungkinan perpanjangan gencatan senjata lagi merespons keinginan Hamas.
Selama gencatan senjata berlangsung Israel memang menghentikan sebagian besar gempurannya di Jalur Gaza. Meski begitu, beberapa serangan tetap terjadi bahkan di Tepi Barat Palestina.
Selain itu, Israel juga masih mengepung dua rumah sakit utama di utara Gaza yakni RS Al Shifa dan RS Indonesia.
Meski mendukung jeda pertempuran sementara di Gaza, komunitas internasional mendesak Israel dan Hamasbisa mencapai kesepakatan gencatan senjata permanen di wilayah itu.
Hingga kini, agresi Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 15.000 warga Palestina, termasuk lebih dari 6 ribu anak-anak dan lebih dari 4 ribu perempuan.