Behavioral Politik: Kuswiyanto Seteru Basuki? Oleh: Agung DePe (bagian empat)
(Anti) political correctness? Ini untuk mendeskripsikan frasa tindakan yang tidak lagi menghindari saling menikam? Hingga konsekuensinya bukan mengelokkan iklim politik di Bojonegoro.
But why not? Kegempitaan seruan dukungan Bupati Suyoto kepada bakal calon penggantinya, yakni Kuswiyanto berpasangan dengan Basuki terbukti hanya preferensi selebratikal manipulatif.
“Hanya untuk Kuswiyanto dan Basuki. Sebab akan membawa Bojonegoro ke arah lebih baik,” kata Suyoto mengunggulkan dua jagonya (3/11/2017).
Kuswiyanto empat bulan lalu sudah mendapatkan rekomendasi sebagai calon bupati dari DPP PAN, lalu mengaklamasikan nama Basuki menjadi bakal calon wakilnya. Belakangan, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAN Bojonegoro malah lebih memilih mendukung Basuki sebagai bakal calon bupati.
“Kami belum melakukan rapat pleno penentuan bakal calon yang akan kita rekomendasikan ke DPW maupun DPP, tetapi kita lebih condong Basuki menjadi bupati,” terang Ketua DPD PAN Bojonegoro Suyuthi (26/11/2017) kepada pers.
Dalam perjalanan “penggorengan” politik, pasangan ini akhirnya tidak interdependensi lagi, karena sama-sama disebut bakal calon bupati. Ahai, dua telur ditaruh di keranjang yang sama?
“Biarkan mereka berproses, tetapi usulan nama Basuki belum dilaporkan ke saya,” terang Ketua DPW PAN Jatim, Masfuk kepada rakyatnesia.com (26/11/2017).
Dalam segala kontroversi dan kontradiksi, rumor yang berkembang, ini adalah kombinasi taktik Suyoto untuk mengelabuhi Masfuk karena rivalitas mereka yang sulit akur sejak insiden ricuh Muswil IV DPW PAN di Kediri (11/8/2015). Sedang Kuswiyanto adalah mantan Sekretaris DPW PAN yang dicopot jabatannya oleh Masfuk.
Skenarionya, jika Basuki yang berlatarbelakang PNS itu bisa semakin menguat hingga lolos untuk diusung DPD PAN Bojonegoro dan selanjutnya tidak diganjal DPW PAN, kabarnya akan digandengkan dengan bakal calon wakil bupatinya adalah Mahfudhoh, istri Suyoto?
Calon lemah yang cenderung mengandalkan faktor “name recognition” belaka tetapi memiliki kans kecil untuk menang?
Bagaimana kelanjutan peruntungan Kuswiyanto jika tidak lolos dalam penyaringan PAN? Kalkulasinya, pria anggota DPR RI dari PAN yang mewakili suara Bojonegoro itu diberi kompensasi tetap akan diposisikan sebagai calon nomor urut satu untuk masa pemilu legislatif 2019. Sebab kemungkinan besar setelah Suyoto tidak menjabat bupati lagi aktualisasi politiknya semakin surut. Sementara kalau dirinya mencalonkan anggota DPR RI jelas peluangnya sangat besar. Namun jatah kursi DPR pusat dari PAN (Bojonegoro dan Tuban) masuk Dapil IX Jawa Timur itu tidak mungkin memperoleh lebih dari satu.
Inikah alih-alih dinasti politiknya Suyoto?
They are quite correct that these thing are good for them in the short term, although bad for society in the long term?
(Bersambung): Penulis adalah wartawan dan aktivis kebudayaan.