Menteri Luar Negeri RI Ungkap Keinginan Israel Menghilangkan Palestina dalam Krisis Gaza
rakyatnesia.com – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, mengungkapkan pandangan tajamnya terkait krisis di Gaza, menyatakan bahwa apa yang terjadi di sana merupakan bagian dari keinginan Israel untuk menghilangkan negara Palestina.
Pernyataan tersebut terungkap saat Retno bersama sejumlah Menteri Luar Negeri dari negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) bertemu dengan Menlu Inggris David Cameron di London pada Rabu (22/11).
Kunjungan ini menjadi tindak lanjut dari rapat luar biasa OKI yang bertujuan menggalang dukungan dari anggota tetap Dewan Keamanan PBB terkait krisis di Gaza.
“Saya juga ingin menyampaikan bahwa apa yang terjadi di Gaza bukanlah peristiwa yang terjadi hanya saat ini. Melainkan, ini merupakan kelanjutan dari ketidakadilan terhadap Palestina, hasil dari pendudukan ilegal yang dilakukan oleh Israel, dan merupakan implementasi dari keinginan Israel untuk menghilangkan Palestina,” ungkap Retno dalam konferensi pers virtual pada Kamis (23/11).
Dia lantas mengkritik Israel yang memakai dalih bela diri selama melancarkan agresi ke Palestina.
“Membela diri bukan berarti lisensi untuk membunuh warga sipil,” ujar dia.
Di kesempatan itu, Retno juga mengatakan perlu gencatan senjata permanen untuk menghentikan kekejaman pasukan Israel dan serangan mereka terhadap fasilitas sipil.
Israel dan milisi di Palestina, Hamas, sepakat gencatan senjata selama empat hari yang dimediasi Qatar pada Rabu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al Ansari mengatakan gencatan senjata akan berlaku pada Jumat (24/11) pukul 07.00 waktu setempat atau sekitar 12.00 WIB.
Kesepakatan itu mencakup pertukaran sandera di Israel dan Gaza.
Dari Gaza, sebanyak 50 sandera perempuan dan anak-anak, sementara dari Israel sebanyak 150 warga Palestina akan dilepas.
Kesepakatan itu juga memuat kemungkinan konvoi bantuan kemanusiaan termasuk bahan bakar dalam jumlah besar ke Gaza.
Perjanjian gencatan senjata itu tercapai usai lebih dari sebulan Israel melancarkan agresi ke Palestina.
Selama agresi, mereka menyerang warga dan objek sipil seperti sekolah dan rumah sakit. Imbas gempuran itu, lebih dari 14.000 jiwa di Palestina meninggal.