Israel Disorot Karena Serangan ke RS Al-Shifa, Arab Saudi: Tanggung Jawab Internasional Diperlukan
rakyatnesia.com – Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menegaskan bahwa Israel harus bertanggung jawab atas tindakan pelanggaran terhadap warga sipil dan staf medis terkait serangan terhadap Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza.
Dalam pernyataan yang disampaikan melalui platform X, Kerajaan Arab Saudi dengan tegas mengutuk serangan Israel terhadap rumah sakit tersebut dan pengeboman di sekitarnya, termasuk rumah sakit lapangan Yordania.
“Kerajaan menekankan perlunya mengaktifkan mekanisme akuntabilitas internasional sebagai respons terhadap pelanggaran terus-menerus dan tindakan brutal serta tidak manusiawi yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel terhadap anak-anak, perempuan, warga sipil, fasilitas medis, dan tim penyelamat,” demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri Saudi, seperti dilansir oleh Al-Arabiya pada Jumat (17/11/2023).
Lebih lanjut, kementerian menambahkan bahwa tindakan tersebut merupakan “pelanggaran terang-terangan terhadap hukum kemanusiaan internasional dan semua norma serta piagam internasional, secara eksplisit menargetkan warga sipil dan staf medis.”
Pada Rabu (15/11) dini hari waktu setempat, pasukan Israel menyerbu Rumah Sakit Al-Shifa setelah mengklaim bahwa kelompok Hamas memiliki pusat komando di bawah bangunan tersebut.
Militer Israel mengklaim bahwa senjata otomatis, granat, amunisi dan jaket antipeluru ditemukan dari sebuah bangunan yang dirahasiakan di dalam kompleks RS tersebut.
Rumah sakit ini telah menjadi tempat perlindungan bagi banyak warga sipil yang berlindung di fasilitas tersebut setelah perang Israel dan Hamas pecah di Gaza, usai serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober. Serangan Hamas itu menurut para pejabat Israel menyebabkan 1.200 orang tewas.
Serangan balasan Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan 11.500 orang, termasuk sedikitnya 4.710 anak-anak dan 3.160 wanita.
Situasi mengerikan di Jalur Gaza mendorong Dewan Keamanan PBB untuk akhirnya mengadopsi resolusi pada Rabu malam, yang menyerukan penghentian segera pertempuran selama beberapa hari untuk memungkinkan akses bantuan kemanusiaan.