Erdogan Tantang Israel dengan Keberanian: ‘Akhir Netanyahu Sudah Dekat
rakyatnesia.com – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, memberikan pernyataan kontroversial terkait serangan Israel di Palestina dalam pertemuan kelompok parlemen Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) di Ibu Kota Ankara pada Rabu (15/11). Dalam pidatonya, Erdogan dengan tegas menyebut Israel sebagai negara teroris.
“Saya dengan jelas mengatakan di sini, Israel adalah negara teroris!” tegas Erdogan, seperti dilansir oleh media lokal Turki, Daily Sabah, pada Kamis (16/11).
Erdogan kemudian menantang Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk memperlihatkan senjata nuklir mereka. Dengan penuh keyakinan, Erdogan menyatakan bahwa, terdapat atau tidak senjata nuklir di Israel, masa depan mereka akan segera berakhir.
“Apakah Anda punya bom atom atau tidak? Saya menantang Netanyahu untuk mendeklarasikannya, tapi menurut saya dia tidak bisa. Anda bisa mengancam orang apa pun yang Anda bisa, tapi akhir bagi Netanyahu sudah dekat,” ucap Erdogan dengan tegas.
“Akhirnya sudah dekat, entah anda (Israel) punya senjata nuklir atau tidak,” imbuhnya disambut tepuk tangan meriah para pendukungnya.
Turki adalah salah satu negara yang jadi pelopor penyaluran bantuan bagi warga Palestina yang terjebak di Jalur Gaza yang dikepung oleh Israel sejak awal Oktober 2023 lalu.
Ia juga merupakan orang yang paling vokal mengkritik Israel dan mencoba menjadi penengah dalam konflik Israel-Palestina.
Erdogan menekankan, Israel adalah negara teroris karena mereka menjalankan strategi “menghancurkan seluruh kota beserta warga sipilnya”.
Ia juga mengkritik beberapa anggota komunitas internasional yang ia sebut “tidak berpihak pada yang benar” dalam masalah ini.
“Sayangnya negara-negara barat, khususnya Amerika Serikat, malah menunjukkan sikap yang berbeda [dibanding negara-negara lain yang mengkritik Israel]. Prancis sempat mengubah pendiriannya.
Mereka bertindak berbeda di satu hari, dan mundur di hari berikutnya. Jujurlah dan jadilah seperti Turki,” ucapnya merujuk pada dukungan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada Israel.
Selama 40 hari, kata Erdogan, Israel bisa melanjutkan pembantaian tanpa henti mereka karena mendapat dukungan penuh dari AS dan negara-negara barat.
Israel juga tak segan melanggar aturan internasional dengan menargetkan sekolah, tempat ibadah, rumah sakit, pasar dan memaksa warga sipil meninggalkan tempat tinggal mereka.
“Mereka menyebut Hamas sebagai kelompok teroris, padahal Hamas adalah partai politik yang memenangkan pemilu. Anda telah merampas hak-hak mereka yang memenangkan pemilu. Isral dan Amerika Serikat melakukan ini secara bersama-sama,” ungkap Erdogan.
Erdogan lalu menyebut, setidaknya dua per tiga dari sekitar 12.000 warga Gaza yang dibantai oleh Israel adalah perempuan dan anak-anak. Israel telah melakukan serangan paling keji terhadap warga sipil.
“Perang bukanlah kata yang bisa kita gunakan untuk menggambarkan apa yang terjadi di Gaza. Bahkan perang pun punya etika, hukum, dan batasan,” kritiknya.
Ia mengatakan, Israel bahkan sudah bicara soal rencana membunuh lebih dari dua juta warga sipil Palestina dengan bom atom. Ancaman itu oleh Otoritas Palestina telah dilaporkan kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Ancaman tersebut diucapkan oleh Menteri Warisan Israel, Amichay Eliyahu, yang merupakan anggota partai sayap kanan Otzma Yehudit.
Akibat pernyataan tersebut, ia diskors dari pertemuan pemerintah sampai waktu yang tak ditentukan. Israel selama ini tak pernah secara terbuka mengakui apakah mereka punya senjata nuklir atau tidak.
“Para menteri Israel mengatakan mereka punya bom nuklir, tapi IAEA tidak mengambil tindakan. Mereka, orang-orang yang menoleransi pembakaran Al-Quran dengan alasan kebebasan berekspresi, namun menahan orang-orang yang punya hati nurani untuk memprotes pembataian di Gaza,” tegas Erdogan.