Tudingan Terima Bayaran, Massa Demo Pro-Israel di AS Dibahas di Media Sosial
rakyatnesia.com – Berita tentang dugaan penerimaan bayaran oleh massa demonstrasi pro-Israel di Washington DC, Amerika Serikat, pada Selasa (14/11), menjadi perbincangan di media sosial.
Kabar tersebut menyebutkan bahwa para peserta demonstrasi diduga menerima pembayaran sebesar 250 dolar atau setara Rp3,8 juta per orang.
Sebuah unggahan di Facebook mencatat bahwa Koalisi Kampus Israel (Israel on Campus Coalition/ICC) disebut menawarkan penggantian biaya sejumlah Rp3,8 juta kepada mahasiswa AS yang bersedia berpartisipasi dalam demonstrasi di Washington DC pada tanggal 14 November.
Unggahan tersebut menegaskan bahwa demonstrasi ini diharapkan menjadi salah satu aksi pro-Israel terbesar dalam sejarah, dan disponsori oleh Jewish Federation of North America dan Conference of Presidents of Major American Jewish Organizations.
“Untuk mendapatkan penggantian biaya perjalanan, mahasiswa hanya perlu mengisi formulir singkat di bawah ini. Sekali lagi, ICC menawarkan $250 per mahasiswa untuk mengikuti demo di Washington DC,” demikian tulis unggahan yang beredar di Facebook.
Kabar Israel membayar pedemo ini merebak di saat demonstrasi pro-Israel meledak di Washington DC pada Selasa lalu.
Puluhan ribu orang berkumpul di National Mall meneriakkan dukungan bagi Negeri Zionis atas agresinya di Palestina. Demonstrasi itu digelar di bawah pengamanan ketat aparat.
Menurut laporan Associated Press (AP), beberapa tokoh terkemuka hadir dalam demo, yakni Pemimpin Senat Chuck Schumer, pemimpin Demokrat dari Dewan Perwakilan AS Hakeem Jefferies, ketua DPR AS Mike Johnson, dan Senator Iowa Joni Ernst. Mereka menyerukan, “Kami berdiri bersama Israel.”
Banyak demonstran yang mengenakan bendera Israel di bahu mereka maupun memegang bendera kecil Tel Aviv di tangan. Mereka juga menggenggam plakat dengan nama dan foto orang-orang yang disandera di Gaza.
Israel melancarkan agresi di Gaza pada 7 Oktober lalu, merespons serangan mendadak milisi Hamas di sejumlah kota Israel.
Dalam serangan hari pertama itu, ratusan warga Negeri Zionis disebut disandera Hamas. Israel menduga mereka disandera di Gaza, sebagian di bawah Rumah Sakit Al Shifa.
Dengan dalih tersebut, Israel pun secara brutal membombardir Gaza. Setidaknya 11.300 warga Palestina tewas imbas serangan Tel Aviv. Mayoritas korban ialah anak-anak dan perempuan.
Terlepas dari seruan gencatan senjata dari komunitas internasional, Israel terus bahkan semakin mengintensifkan serangan baik di darat dan udara. Terkini, militer Tel Aviv bahkan menyerang terang-terangan RS Al Shifa.
Pasukan Negeri Zionis menembaki apa pun dan siapapun yang bergerak di sekitar rumah sakit tersebut, termasuk para pasien yang berusaha menyelamatkan diri.