Saking Pentingnya Hal Ini, Rasulullah Persingkat Shalatnya Huruf Arab Dan Latin

Nurul Syahadatin

Bagikan

Sujud @www.satujam.com


Shalat adalah mi’rajnya orang beriman. Shalat merupakan sarana istirahat dan penyejuk hati bagi Baginda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Saking khusyuknya, kaki Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bengkak karena lamanya waktu berdiri dalam shalat.

Namun, sebagaimana diriwayatkan secara shahih oleh Imam Muslim Rahimahullahu Ta’ala, ada satu kondisi yang membuat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam mempercapat shalatnya. Lantaran hal ini, Nabi segera mengakhiri shalatnya.

Ialah sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu mengisahkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, “Sungguh, saya sedang melaksanakan shalat. Pada saat itu, saya ingin memanjangkan bacaan shalat. Kemudian, saya mendengar tangisan anak kecil, lalu saya mempersingkat bacaan shalatku. Karena saya mengetahui perasaan kasih ibunya saat mendengarkan tangisan anaknya.”

Inilah pesona akhlak Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Inilah sejatinya shalat yang khusyuk. Bukan tidak mendengar sesuatu pun, tapi mengetahui apa yang terjadi di sekitar tempat shalat.

Nabi yang mulia mempersingkat bacaan shalat karena mendengar anak yang menangis. Beliau bisa saja memanjangkan bacaan, tapi memendekkan bacaan merupakan teladankan lantaran mengetahui bagaimana perasaan sang ibu mendengarkan tangisan buah hati saat dia sedang shalat.

Hadits ini juga mengandung hikmah agar para imam memperhatikan pula kekhusyukan jamaah, bukan hanya kekhusyukan diri sendiri. Sangat tidak bijak memanjangkan bacaan dalam shalat fardhu, tanpa pemberitahuan kepada jamaah, hanya karena ingin disebut sebagai penghafal al-Qur’an yang merdu bacaannya.

Jika memang memanjangkan, hendaknya disesuaikan dengan kebiasaan di masjid tersebut. Sebab banyak jamaah yang memiliki banyak kesibukan di luar shalat.

Riwayat ini juga menunjukkan betapa belas kasihnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam kepada para umatnya. Beliau menyayangi umatnya secara sempurna hingga bisa berempati dengan apa yang dirasakan oleh mereka.

Kasih sayang inilah akhlak yang utama. Amat luas cakupannya. Siapa tidak menyayangi apa yang ada di bumi, maka dia tidak akan disayangi oleh siapa yang ada di langit. Dan tidaklah dicabut rasa sayang, kecuali dari hamba-hamba yang celaka.

Sungguh, tiada teladan yang lebih baik dari teladan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.

Namun, para ayah dan ibu juga harus memberikan edukasi saat anak-anaknya ikut ke dalam masjid untuk shalat berjamaah.

Wallahu a’lam. [Pirman/Bersamadakwah]

Bagikan

Also Read

Tags