Petani Sumuragung Baureno, Berharap Normalisasi Sungai Sumuragung ke Semar Mendem
BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Sungai yang berasal dari wilayah Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Jawa timur yang menuju ke wilayah Desa Sumuragung Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, hampir setiap tahun membuat sawah petani di desa tersebut mengalami banjir hingga membuat petani gagal panen.
Benjir di sawah warga Desa Sumuragung selalu terjadi, tepatnya di selatan Dusun Simo yang berada di wilayah Desa Sumuragung. Kondisi banjir disebabkan adanya, luapan sungai dari Sumuragung ke Tlogoagung, Selorejo, Tulungagung hingga ke Sungai Semar Mendem yang ada di Desa Trojalu, Kecamatan Baureno, Bojonegoro.
Salah seorang petani Desa Sumuragung Darmono (55) mengeluhkan banjir yang selalu terjadi di setiap tahunnya. Sampai-sampai dia yang memiliki sawah di selatan Dusun Simo itu, tidak berani tanam pada musim padi kali ini. Sebab setiap tahun, sawahnya selalu menjadi langganan banjir luapan sungai tersebut.
“Setiap tahun, sawah saya kebanjiran yang berasal dari sungai Simo yang melintas di sawah yang ada di selatan dusun itu. Saya sampai males tanam padi, sebab sudah puluhan tahun ini, saya selalu tanam padi dan belum pernah panen,” tegasnya, Minggu (23/10/2016).
Senada, seorang petani Dusun Simo, Desa Sumuragung Munandar (45), juga menyampaikan keluhan yang sama. Selama bertahun-tahun, dia tidak bisa panen di musim hujan sebab di sawah miliknya itu, pasti banjir. Menurutnya, banjir yang terjadi itu, akibat derasnya air dari Wilayah Modo Lamongan yang masuk ke Bojonegoro melalui sungai yang melintasi desanya hingga menuju ke Sungai Semar Mendem itu.
“Air dari Modo Lamongan mengalir melalui sungai yang melintas di Desa Sumuragung kemudian menuju ke Desa Tlogoagung terus ke Desa Selorejo hingga masuk ke Desa Tulungagung yang muaranya ke Sungai Semar Mendem yang ada di Desa Trojalu. Air dari Lamongan cukup deras sedangkan sungainya kecil sehingga air meluap ke sawah petani hingga terjadi banjir yang membuat petani selalu gagal panen,” tegas Munandar, Minggu (23/10/2016).
Masih menurut Munandar, sebetulnya aliran sungai yang berasal dari Nguwok, Kecamatan Modo, Lamongan hingga ke Desa Sumuragung, Kecamatan Baureno itu sudah pernah dinormalisasi, hanya saja yang dari Sumuragung ke Selorejo, Tulungagung hingga ke Kali Semar Mendem itu, belum pernah di normalisasi.
“Aliran air sungai yang dari Nguwok menuju ke Sumuragung cukup lancar, tapi kalau sudah sampai ke Sungai yang ada di Desa Tlogoagung, Selorejo, Tulungagung hingga Kali semar Mendem aliranya tidak lancar sebab sungainya belum di normalisasi atau dikeruk. Sehingga, setelah masuk ke Tlogoagung dan seterusnya hingga ke Kali Semar Mendem, air jalanya lambat sebab sungai sempit sehingga air meluap di Sumuragung dan terjadilah banjir,” ungkapnya.
Kalau pengen tak lagi ada banjir di sawah petani Sumuragung, maka pihak pemerintah perlu melakukan pengerukan sungai yang dari Sumuragung menuju ke Tlogoagung, Selorejo, Tulungagung hingga masuk ke Sungai Semar Mendem.
“Harapan saya, tentu juga harapan semua petani yang ada di Desa Sumuragung, agar tak lagi ada banjir di sawah petani Sumuragung, maka perlu adanya ‘cawe-cawe’ dari pihak pemerintah untuk melakukan normalisasi sungai dari Modo Lamongan hingga menuju ke Sungai Semar Mendem . Karena dengan normalisasi tersebut, maka banjir bisa dicegah sehingga petani Sumuragung bisa panen dan perekonomian petani akan makin meningkat,” pungkasnya. **(Kis/Red).