Kewajiban Suami Dan Istri Dalam Rumah Tangga Menurut Islam

moch akbar fitrianto

Bagikan

Kewajiban Suami Dan Istri Dalam Rumah Tangga Menurut Islam – Menikah dan memiliki pasangan sampai dengan akhir nanti adalah impian semuanya, baik itu pria maupun wanita. Dan ternyata setiap individu baik itu suami ataupun istri memiliki peranan dan kewajibannya masing – masing.

Kewajiban suami dan istri dalam berumah tangga sudah dituliskan juga kan dalam Kitab Suci umat islam yakni Al – Quran, dan juga sudah tertuang dalam Hadist Hadist.

Di Internet kan udah banyak sekali tuh tugas dan kewajiban seorang istri kepada suaminya dan banyak pula dibagikan di medsos – medsos tuh. Sekarang saya akan menuliskan tugas dan kewajiban keduanya. Seperti apakah kewajiban masing – masing suami dan istri ini.

Kewajiban Suami dan Istri Dalam Rumah Tangga Islam

Kewajiban Suami dan Istri Dalam Rumah Tangga Islam

Kewajiban Suami Terhadap Istri

  • Menafkahi

Nafkah adalah hak wajib seorang istri dari suaminya. Ketika menikah, maka seorang laki-laki secara otomatis bertanggung jawab atas kelangsungan hidup istrinya. Karenanya, suami wajib memberikan nafkah secara cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan, termasuk juga biaya anak-anak.

  • Menggauli Istri dengan Baik

Selain nafkah lahir, istri juga membutuhkan nafkah batin—yang diwujudkan dalam hubungan suami istri yang mesra dan penuh kasih sayang. Seorang suami wajib menggauli istrinya sebaik mungkin.

Kriteria hubungan intim yang baik menurut Islam adalah tidak ada unsur kekerasan, dilakukan dengan penuh kasih sayang, dan tidak ada unsur keterpaksaan. Ada kalanya istri menolak berhubungan badan karena capek, hendaknya suami memahami hal ini.

Kewajiban Suami Terhadap Istri
  • Menjaga Aib Istri

Jangan sekali-kali menceritakan kehidupan pribadi istri atau rumah tangga Anda kepada orang lain, terutama yang sifatnya cukup privat. Sebagai suami, sudah sepatutnya Anda juga menjaga marwah istri dengan tidak menceritakan kejelekan atau keburukannya di hadapan orang lain. Selain tidak etis, hal ini juga akan sangat menyakiti perasaan istri Anda sebagai pasangannya. Bagaimanapun, aib istri adalah aib suami juga.

Dari Abdurrahman bin Sa’id, ia berkata; “Aku mendengar abu Sa’id al-Khudri berkata, Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya disisi Allah Swt pada hari kiamat adalah suami yang menunaikan hajatnya kepada istrinya dan istri yang menunaikan hajat kepada suaminya, kemudian suami tesebut menceritakan rahasia istrinya.” [HR. Muslim]

  • Membimbing Istri

Suami adalah imam (pemimpin) bagi istri dan keluarga. Maka sudah sepatutnya Anda memberikan contoh yang baik dan membimbing keluarga ke jalan yang benar dan sesuai dengan tuntutan syairat. Selain mencukupi kebutuhan pendidikan keluarganya, suami/ayah juga wajib membimbing keluarga dengan ilmu agama.

  • Memperlakukan Istri dengan Baik

Menikahi seorang perempuan artinya Anda siap mengambil alih tanggung jawab dari orang tuanya. Oleh karena itu suami diwajibkan untuk selalu memperlakukan istri sebaik mungkin, menjaganya dengan penuh kasih sayang, serta mencukupi kebutuhannya.

Sedikit catatan, jangan melimpahkan segala urusan rumah tangga kepada istri, misalnya mencuci, memasak, mengurus anak, dan sebagainya. Ringankan bebannya dengan bersama-sama melakukan tugas rumah tangga. Niscaya ia akan semakin bahagia dan mencintai Anda.

“Kewajiban seorang suami terhadap isterinya ialah suami harus memberi makan kepadanya jika ia makan dan memberi pakaian kepadanya jika ia berpakaian dan jangan memukul wajahnya dan jangan pula meninggalkannya kecuali ia berada di dalam rumah (ketika isteri membangkang)“ [HR. Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah]

  • Menghormati Orang Tuanya

Orang tua istri adalah orang tua Anda juga. Jadi belajarlah untuk menaruh rasa hormat dan berbakti kepada keduanya. Perlakukan mereka selayaknya orang tua Anda sendiri. Meskipun mungkin ada sifat dan perilaku mereka yang kurang Anda sukai, jangan sekali-kali berkata atau berperilaku kasar kepadanya.

Kewajiban Suami Menurut Islam Tertulis Di Hadist dan Firman Allah Pada Ayat Al-Quran.

firman Allah Ta’ala,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu (dan anakmu) dan istrimu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka. Dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahriim [66]: 6)

ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ، فَأَقِيمُوا فِيهِمْ وَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوهُمْ

“Kembalilah ke istrimu, tinggallah di tengah-tengah mereka, ajarkanlah mereka, dan perintahkanlah mereka.” (HR. Bukhari no. 631, 7246, dan Muslim no. 674)

وَعَلِّمُوهُمْ

“Ajarkanlah mereka”; berkaitan dengan pengajaran (agama) secara teoritis. Istri dididik dan diajarkan tentang kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan perkara agama, misalnya perkara shalat, menutup aurat, adab berbicara dan keluar rumah, mendidik anak sesuai syariat, dan perkara-perkara agama yang lainnya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu (dan anakmu) dan istrimu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka. Dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahriim [66]: 6)

ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ، فَأَقِيمُوا فِيهِمْ وَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوهُمْ

“Kembalilah ke istrimu, tinggallah di tengah-tengah mereka, ajarkanlah mereka, dan perintahkanlah mereka.” (HR. Bukhari no. 631, 7246, dan Muslim no. 674)

وَعَلِّمُوهُمْ

“Ajarkanlah mereka”; berkaitan dengan pengajaran (agama) secara teoritis. Istri dididik dan diajarkan tentang kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan perkara agama, misalnya perkara shalat, menutup aurat, adab berbicara dan keluar rumah, mendidik anak sesuai syariat, dan perkara-perkara agama yang lainnya.

Baca juga : Kumpulan Quotes Dan Kata Kata Lucu Malam Minggu Buat Yang Jombolo Jangan Sedih

Kewajiban Istri Terhadap Suami Dalam Keluarga Islam

Setelah Anda membaca dan mengetahui tentang Kewajiban Suami terhadap istri dalam rumah tangga islam, sekarang bakalan saya lanjutin nih, tentang kewajiban Istri terhadap Suami pada rumah tangga islam. SEperti apa saja sih kewajiban para istri sholehah ini ?.

Kewajiban Istri Sholeha Terhadap Suami

  • Selalu ta’at pada suami

Istri diwajibkan selalu ta’at pada suami kecuali dalam hal-hal yang melarang aturan agama dan atau kesusilaan. Ini khususnya berlaku ketika suami menyuruh istri untuk melaksanakan shalat, melakukan ibadah dan melaksanakan kewajiban lain seperti memenuhi undangan, menutup aurat dan lain sebagainya.

Adapun dalam hal-hal lain yang sifatnya relatif dan bisa dibincangkan bersama, istri seharusnya selalu meminta pendapat suami setiap akan membuat keputusan dan langkah dalam hidupnya, semisal terkait dengan pekerjaan, karier, keluarga, pendidikan anak dan lain sebagainya.

Dengan demikian, kewajiban ta’at di sini tidaklah menggunakan paradigma up dan down khususnya untuk hal-hal yang sifatnya optional, akan tetapi lebih merupakan ajaran untuk melibatkan suami dalam pengambilan keputusan-keputusan penting. Tentu saja dalam proses semacam itu, baik suami maupun istri sama-sama menyuarakan pendapatnya sehingga keputusan yang diambil dapat representatif dan tidak merugikan pihak manapun.

kewajiban istri terhadap suami
  • Bermuka manis dan menyenangkan suami

Perintah untuk bermuka manis dan menyenangkan suami ini secara khusus berkaitan dengan psikologi perempuan yang terkadang tidak stabil baik karena faktor biologis maupun non-biologis. Untuk itu, seorang istri diwajibkan dapat mengontrol dan mengelola emosinya sebaik mungkin sehingga apapun yang ia rasakan, ia tetap bermuka manis dan berusaha menyenangkan suami dengan berbagai cara.

Kategori bermuka manis dan menyenangkan suami ini tentu bisa berbeda berdasarkan kebiasaan dan pola yang berjalan dalam sebuah rumah tangga.

Bagi keluarga A, misalnya menyenangkan suami dilakukan dengan memasak makanan kesukaannya, sedang bagi keluarga B, menyenangkan suami berarti mengajak suami liburan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sesuaikan prinsip ini dengan pola dalam keluarga Anda masing-masing.

  • Menjaga harta, rumah dan kehormatan suami

Lagi-lagi, prinsip ini bersifat fleksibel sesuai dengan pola yang berjalan dalam sebuah rumah tangga. Akan tetapi umumnya, istri diserahi tugas untuk mengelola keuangan keluarga, khususnya istri yang tidak bekerja dan karenanya tidak memiliki penghasilan tetap.

Menanggapi hal ini, Imam Al-Ghazali, seorang ulama’ besar Islam berkomentar bahwa “di luar uang untuk kepentingan keluarga, suami juga diwajibkan memberi uang kepada istri sebagai ‘gaji’ karena telah menjaga rumah dan mengasuh anak, dalam kasus istri yang tidak bekerja dan memilih untuk tinggal di rumah.”

Bagi Al-Ghazali, uang untuk keperluan keluarga dengan uang nafkah untuk istri pribadi harus dibedakan.

Point penting dari ajaran ini adalah bahwa istri harus turut serta aktif menjaga—dan atau mengelola—harta yang dimiliki sebuah keluarga. Dengan demikian, pembagian kerjanya adalah jika suami berupaya mendapatkan harta, maka istri yang bertugas merawat dan menjaganya, bahkan jika mungkin mengembangkannya.

Sementara itu, perintah menjaga rumah juga secara khusus berlaku bagi istri yang memilih untuk menghabiskan waktunya di rumah. Perintah ini berkait erat dengan nilai etika lain yang diajarkan dalam Islam:

Seorang istri tidak boleh keluar rumah tanpa idzin suaminya apalagi membolehkan lelaki lain masuk ke dalam rumahnya ketika si suami tengah bepergian.
Menjaga kehormatan suami adalah tidak memebeberkan aib suami pada orang lain sebab hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan kelemahan istri yang tidak bisa menjaga rahasia keluarga.

Point terakhir tidak termasuk kebiasan melakukan curhat atau sharing yang diniatkan untuk mencari solusi atas permasalahan yang terjadi, meskipun harus dipastikan bahwa partner yang mendengar cerita dan dimintai solusi tersebut tidak akan membeberkan cerita yang didengarnya.

kewajiban istri terhadap suami
  • Menghindari Murka dan Mencari Kerelaan Suami

Kerelaan suami disebut-sebut sebagai tiket seorang istri untuk meraih kebahagiaan akhirat dan mendapat surga. Karena itu, seorang istri harus berusaha sebisa mungkin untuk mendapatkan kerelaan suami. Ini utamanya terkait juga dengan hal-hal di luar kewajiban;

Tindakan-tindakan lain yang disenangi suami dan dapat membahagiakan hatinya
Membantu suami menyelesaikan pekerjaan
Mengatasi masalah
Terampil mengurus rumah
Peka terhadap kebutuhan suami dan lain-lain.

Akan tetapi, satu hal penting yang tidak boleh dilupakan dalam upaya mencari kerelaan suami ini adalah menghindari murka suami karena hal tersebut tidak hanya akan menggagalkan upaya mendapatkan kerelaan suami, akan tetapi juga mengancam keutuhan rumah tangga.

Hadist Kewajiban Istri Kepada Suami Ada 20 Poin Yang Harus Anda Ketahui

Menghayati Fungsu Istri Terhadap Suami: Istri harus selalu menjadi penyejuk, penyedap, pesona dan pemberi semangat hidup bagi suaminya, laksana perhiasan yang selalu menempel pada diri seorang wanita.

Menjadi Wakil Suami dalam Keluarga: Istri harus mengelola, menjaga dan bertanggung jawab terhadap kehormatan, harta dan segala  urusan rumah tangga, ketika suami  tidak sedang di rumah. Istri harus menempatkan diri sebagai wakil suami selaku pemimpin rumah tangga.

Mentaati Perintah Suami dalam Kebenaran: Seorang istri  hanya boleh mentaati perintah suami, selama perintahnya itu benar menurut syariat Islam.  Bila ternyata bertentangan dengan agama wajib menolak perintahnya sekalipun memikul akibat-akibat yang pahit, misalnya terpaksa harus bercerai dari suami.

Meringankan Beban Mahar Suami: Islam menganjurkan agar wanita yang sakih meringankan calon suaminya dalam membayar mahar (Makassar=Panai’) kepadanya Rasululloh SAW bersabda: “Wanita paling baik adalah wanita yang maharnya paling sdikit." (HR. Thabarani).

Melayani Kebutuhan Seksual Suami: Setiap istri wajib melayani kebutuhan seksual suaminya dan tidak boleh menolak atau menundanya, kecuali karena alasan yang dibenarkan oleh syariat Islam (sedang haid, nifas, puasa wajib, haji dan umrah sebelum tahallul). Seorang istri yang tidak mau memenuhi ajakan suaminya untuk bersetubuh tanpa alasan yang dibenarkan oleh islam, maka ia berdosa dan telah durhaka kepada suaminya. Allah dan Malaikat melaknat sikap istri seperti itu
 Meringankan Beban Belanja Suami: Istri tidak boleh memaksa suami untuk memberinya belanja lebih dari kemampuan finansial suaminya.

Memelihara dan Mengasuh Anak Suami: Baik itu anak kandung atau anak tiri. Karena kewajiban mengasuh anak-anak suami merupakan bagian dari kewajiban istri berbakti kepada suaminya.

Membantu Kehidupan Agama Suami: Istri adalah orang yang paling bertanggung jawab meluruskan perilaku suami yang tidak sejalan dengan syariat Islam
Membantu Jihad Suami: Istri harus rela melepaskan suaminya pergi menuju Jihad Fisabilillah.

Berdandan Untuk Menggairahkan Suami: Istri yang membiarkan  tangan lelaki lain meraba tubuhnya, akan membuat suaminya jijik memandang dirinya. pelihara, rawat dan hiaslah tubuh hanya untuk suami.

Memelihara Harga Diri dan Harta Suami: istri mentaati suami, menjaga harta suami dan memelihara kehormatannya pada saat suami tidak berada di rumah.

(QS. An- Nissa: 34): Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.

Baca juga : Kumpulan Doa Untuk Suami Tercinta, Ayo di Hafal Para Istri…

  • Mendahulukan Kepentingan Suami dari pada Kepentingan Ibu Bapaknya Sendiri: Begitu seorang wanita telah menikah, maka kiblat ketaatannya pindah kepada suaminya.

13.Mengikuti Tempat Tinggal Suami : istri memang wajib mengikuti tempat tinggal yang disediakan suaminay. Tetapi apabila lingkungan tempat tinggalnya ternyata merusak akhlak atau tidak aman baik dari segi bangunan maupun keselamatan badan, maka istri punya hak menolak

(QS. At- Thalaq: 6) Artinya: Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.

14.Rela Hamil Dari Benih Suami: Wanita yang hamil secara sah memiliki kehormatan dan kedudukan tinggi di sisi Alloh SWT.

15.Mengambil Harta Suami Dengan Izinnya: Mengambil harta suami seringkali dilakukan oleh istri dengan bebagai alasa, diantaranya karena uang belanja tidak cukup. Alasan semacam ini memang dibenarkan oleh Rasulullah SAW selama digunakan untuk mencukupi belanja bukan untuk kepentingan lain. Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa istri tidak boleh mengambil harta suaminya tanpa izinnya, kecuali untuk mencukupi kepentingan belanja secara wajar.

16.Mengeluarkan Sedekah dari Harta Suami Harus Dengan Izinnya: Dari Abu Umamah Al-Bahili, ia berkata, “saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Seorang istri tidak boleh mengeluarkan sedekah dari rumahnya tanpa izin suaminya. Para sahabat bertanya “wahai Rasululllah, bagaimana dengan makanan? sabdanya “Makanan itu adalah harta kita yang sebaik-baiknya.” (HR. Ibnu Majah).

  • Keluar Rumah Harus Minta Izin Suami: Dalam sebuah Hadist Nabi SAW bersabda: “Siapa saja istri yang keluar dari rumahnya tanpa izin suaminya, maka ia berada dalam murka Allah sampai ia pulang atau suaminya merelakannya.” (HR. Khatib dari Anas).

18.Tidak Merusak Kepemimpinan Suami: (Q.S An-Nisaa 34) Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri.

Advertisment

Allah telah menegaskan bahwa yang menjadi kepala, pemimpin adalah kaum laki-laki. Diriwayatkan sebuah Hadist: Dari Abu Bakrah, dari Nabi SAW, sabdanya “Binasalah kaum laki-laki yang mentaati para wanitanya.” (HR. Ahmad dan Thabrani).

19.Selalu Lembut dalam Memandang Suami: Sikap lembut istri kepada suami ini, maksudnya ialah istri bersikap ramah, murah senyum, berlapang dada dan santun kepada suaminya walaupun suaminya sedang marah. Sikap lembut ini besar peranannya dalam meluruskan tingkah laku suami yang salah.

20.Menemani Suami Makan Sampai Selesai: Nabi SAW memberi tuntunan begitu praktis, mudah dikerjakan. Temanilah suami-suami anda untuk makan, baik makan siang maupun makan malam. Bukankah justru seorang istri lebih pas menemani suami makan minum di rumah, sehingga keluarga tumbuh menjadi harmonis.

Bagikan

Also Read

Tags