Kapolres Bojonegoro: Waspadai Paham dan Kelompok Radikalisme Yang Merusak Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO (RAKYAT INDEPENDEN) – Kapolres Bojonegoro AKBP Ary Fadli SIK MH MSi, menghadiri acara Lokakarya anti radikalisme yang digelar di Aula Masjid Al Birru yang berada di Jalan Raya Dander, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, Sabtu (12/10/2019) sekira pukul 09.00 WIB.

Lokakarya yang mengambil tema “ Anti Radikalisme Agama Perspektif Pendidikan“ itu diawali dengan sambutan Kadiknas Bojonegoro Hanafi. Dalam kata sambutanya, dijelaskan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi atas terlaksananya kegiatan Lokakarya Anti Radikalisme Agama Perspektif Pendidikan oleh Aswaja NU Center PCNU Bojonegoro.

“Dengan berkembangnya pahamradikalisme di Indonesia saat ini dilihat dari segi pendidikan sangat berpengaruh sekali karena paham radikalisme tumbuh sejak dini yang diawali dari pendidikan anak,” ungkap Hanafi, dihadapan puluhan peseta Lokakaya tersebut.

Masih menurut Hanafi, dengan masuknya paham radikalisme di dunia pendidikan maka saat ini kami telah menimbang bahwa pendidikan agama dalam pelajaran sangat minim sekali jam pelajarannya sehingga Dinas Pendidikan mengusulkan pelajaran Agama perlu adanya penambahan jam pelajaran untuk memberikan pemahaman syariat syariat Islam yang sesuai di Indonesia.

Sementara itu, Kapolres Bojonegoro AKBP Ary Fadli SIK MH MSi, dalam kata sambutanya mengtakan bahwa, untuk meminimalisir paham radikalisme di Jawa Timur khususnya di Bojonegoro, harus ada upaya yang kita lakukan memberikan himbauan, edukasi kepada para pelajar yang masih labil dalam menerima informasi.

“Paham Radikalisme saat ini berkembang bisa terjadi kapan saja dan dimana perlu kita antisipasi bersama-sama. Karena itu dengan adanya lokakarya anti radikalisme ini, inisiasi Aswaja NU perlu kita apresiasi karena menyangkut masa depan bangsa,” ujar Ary Fadli.

Ditambahkan, tanggung jawab penanggulangan paham radikalisme merupakan tanggung jawab bersama dan tidak hanya TNI Polri dan pemerintah saja, termasuk menjadi tanggung jawab semua lapisan masyarakat.

Lanjut Ary Fadli, dikatakan tanggung jawab bersama dikarenakan penanganan terkait radikalisme itu masih massif. Salah satu contoh kasus terbaru adalah keejadian di Pandeglang Banten, Jawa barat. Dimana kelompok Radikalisme itu secara terang terangan menyerang pejabat negara.

“Kita mengajak peserta lokakarya ini untuk melawan paham radikalisme yang saat ini berkembang dan memasuki para remaja usia pelajar dan mahasiswa melalui metode pencucian otak. Radikalisme sendiri memiliki makna paham yang menginginkan perubahan sosial politik dengan cara kekerasan atau drastis”, ucap Kapolres kepada awak media saat ditemui.

Peran serta seluruh elemen masyarakat dan pemerintah dalam penanggulangan paham radikalisme menjadi sebuah kepentingan untuk menunjukkan kesadaran dan pertahanan bersama.

“Dengan adanya lokakarya ini berupaya untuk  meningkatkan pengetahuan bahaya dan penanggulangan radikalisme di wilayah Kabupaten Bojonegoro,” tegasnya.

Di akhir sambutanya, Kapolres Bojonegoro menghimbau dan mengajak peserta lokakarya,  bersama-sama menanggulangi paham radikalisme, mewaspadai penyebaran berita hoax melalui media sosial dan jangan sampai kita menjadi bagian dari paham radikalisme yang akan merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

Dalam acara Lokakarya anti radikalisme tersebut juga dihadiri Staf Khusus Presiden KH Abdul Ghofar Rozin M. Ed, Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Dr Faisol Fatawi, M.Ag, Rektor INAIFID Kencong Jember Rijal Mumazziq, M.Hi, Dewan Rois Suriyah PCNU Bojonegoro KH Maimun Syafii, Wakil Ketua PCNU Kabupaten  Bojonegoro KH. Hilmi Al Jumaidi dan peserta dari guru, dosen agama Islam Aswaja Nahdlatul Ulama.

**(Kis/Red).

Bagikan

Also Read